icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
SEBERKAS ASA YANG PUDAR

SEBERKAS ASA YANG PUDAR

Penulis: ELESER
icon

Bab 1 Rasa Kosong di Dalam Rumah

Jumlah Kata:1331    |    Dirilis Pada: 08/11/2024

dah dingin sejak satu jam lalu. Malam itu, rumah yang biasanya terasa nyaman mendadak dingin, sepi, dan berjarak. Sejak beberapa bulan

arah Ardi, hanya menyibukkan diri dengan rutinitas yang tak pernah berakhir. Setiap langkah Maya terdengar seperti gema di

i akhirnya, mengumpulkan keberanian. Suaranya

jenak dengan ekspresi datar. "Tentang apa la

a yang terasa memberatkan dadanya. "Kamu nggak merasa k

ipat tangannya di dada, tatapannya lurus dan dingin. "Mungkin kare

a merasa ada yang hilang... perasaan yang dulu selalu membuat kita bahagia. Sekarang semua ser

ang begitu, Ardi. Mungkin... kita hanya sedang menjalani bagian

pulang, yang selalu berbagi cerita sebelum tidur." Ardi menatap Maya penuh h

ga lelah. Aku punya banyak hal yang harus kupikirkan setiap hari. Anak-anak, pekerjaan, rumah ini.

na betapa jauhnya mereka telah melangkah dari apa yang dulu ia impikan tentang pernikahan. Pernikahan y

uaranya pelan dan penuh keputusasaan. "Aku nggak m

perlu... memberi waktu. Mungkin semuanya akan kembali seperti semula, atau mungkin kita

tu yang tak mungkin kembali. Tanpa sepatah kata lagi, Ardi bangkit dari kursinya dan berjalan menuju kama

ang menggumpal. Di pikirannya, muncul kenangan masa lalu-saat-saat mereka pertama kali bertemu, kencan-ken

dirinya sendiri, suara yang hanya terdengar

ang semakin menggulung perasaannya, menenggelamka

, dengan tatapan datarnya tadi, terus terbayang dalam ingatannya. Sejak

uara serangga di luar. Ia menghirup napas dalam-dalam, seakan mencari ketenangan d

rdi menutup jendela, melangkah keluar kamar dan melihat Maya masih duduk di sana, menatap kosong

panggil Ar

rkejut, namun hanya sebentar. Wajahny

aya, nadanya datar tapi menga

dakan ketegangan di antara mereka.

sedang berpikir... tentang kita. Tentang semua yang terjad

ya yang tenang, tapi dingin. Dia ingin tahu, ingin paham, w

itu. "Ardi, aku tahu kamu merasakan ada yang berubah. Tapi, jujur saja, aku pun mer

adanya. "Kenapa kamu ngga

kaca. "Karena aku takut, Ardi. Aku takut kalau aku membicarakannya, malah

a dan bingungnya dengan dirinya. Mereka berdua merindukan masa lalu yang penuh kebahag

pertama kali ketemu?" tanya Ardi t

hampir ketabrak motor gara-gara foku

. "Aku nggak akan pernah lupa. Waktu itu a

ya, suara Maya kini lebih berat. "Apakah... mungkin ini memang takdir kita? Bahwa

ya bisa menatap Maya dengan perasaan campu

Ardi akhirnya. "Mungkin, kalau kita sama

ncoba. Aku sudah mencoba untuk tetap bertahan, walaupun hati ini sering me

yang telah tumbuh di antara mereka. Selama ini, dia hanya berpikir bahwa rasa kosong ya

Ardi dengan suara yang rendah namun pen

ir mata yang sudah hampir jatuh. "Ardi, aku juga ingin kita baik

tak akan pernah kembali seperti dulu. Tapi di saat yang sama, ia tak bisa membayan

suaranya mulai bergetar. "Kita belum benar-benar

ahi pipinya. "Baiklah, Ardi. Mari kita coba. Mari kita coba unt

harapan tumbuh di dadanya. "Teri

alam itu, di tengah percakapan yang penuh air mata dan kejujuran,

ma, mereka merasakan kehangatan meski samar. Mungkin jalan ini masih panjang, mungkin banyak luka yang

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka