icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Langit yang Merindu

Langit yang Merindu

Penulis: adyksa
icon

Bab 1 Hujan di Bawah Langit Senja

Jumlah Kata:908    |    Dirilis Pada: 04/11/2024

alan kampus mulai sepi. Beberapa mahasiswa yang baru selesai kuliah melangkah terburu-buru menuju parkiran, takut terjebak hujan yang tampaknya

menyelimuti hatinya, seperti mendung di langit yang tak kunjung reda. Hari ini seharusnya menjadi hari biasa; kuliah, tugas, dan sekumpulan obrolan tak penting di kafe

ru

dari jurusan sastra, sudah berdiri dengan senyum khasnya yang tenang. Jati selalu ada seperti angin

" tanya Jati sambil menyelipkan kedua tangannya di s

ncoba mengalihkan perasaa

ang lain. Ia jarang banyak bicara, tetapi selalu tahu bagaimana berada di saat yang tepat, seperti sekarang. Aruna tak

janan," kata Jati, suaranya terdengar seperti sebuah nasihat se

cau dalam waktu yang bersamaan," jawab Aruna, mengalihkan pandang

kecil. "Kamu

ambil tersenyum. "Tapi k

yang tidak pernah berusaha memaksa Aruna untuk berbagi beban yang ia sembunyikan. Namun, sore itu, ada hal yang tak bia

rus menatap wajah Jati yang penuh perhatian. "Apa kamu

langan itu bukan cuma soal fisik, Aruna. Kadang, orang bisa terasa jauh meskipu

ci rapat. Dalam benaknya, bayangan Langit muncul, seorang yang pernah begitu dekat n

h sekali." Aruna berbisik, tak yakin apakah ia ingin Jati me

al. "Orang datang dan pergi dalam hidup kita, Aruna. Tapi mereka meninggalkan jejak, dan kadang je

is tanpa merasa dihakimi. Mereka berbagi mimpi, harapan, dan rahasia yang tak pernah ia bagikan pada siapapun. Namun, pada suatu ti

engguncang bumi dan membawa kembali Aruna ke d

turun. Mau berteduh di

n mulai turun, membasahi rambut dan jaket mereka. Aruna merasakan dingin yang menusuk, tetapi anehnya, ia merasa hangat

mpat mereka bisa melihat jendela yang basah oleh titik-titik hujan. Aruna menatap tetes

asa kalau hidup kita kayak h

mengernyitkan

enghilang. Tapi setelah hujan reda, tanah akan selalu mengingatnya. Beg

ebabnya, meski kita mencoba melupakan, selalu ada y

r semakin deras. Namun, meski tubuh Aruna duduk di samping Jati, hatinya melayang jauh. Ia tahu

ah, Jati menatapnya dengan senyum lembut. "Kalau kapan

kahnya terasa lebih ringan. Meski rindu pada Langit masih menghantui, Aruna tahu bahwa ia tidak l

-

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka