Langit yang Merindu
alan kampus mulai sepi. Beberapa mahasiswa yang baru selesai kuliah melangkah terburu-buru menuju parkiran, takut terjebak hujan yang tampaknya
menyelimuti hatinya, seperti mendung di langit yang tak kunjung reda. Hari ini seharusnya menjadi hari biasa; kuliah, tugas, dan sekumpulan obrolan tak penting di kafe
ru
dari jurusan sastra, sudah berdiri dengan senyum khasnya yang tenang. Jati selalu ada seperti angin
" tanya Jati sambil menyelipkan kedua tangannya di s
ncoba mengalihkan perasaa
ang lain. Ia jarang banyak bicara, tetapi selalu tahu bagaimana berada di saat yang tepat, seperti sekarang. Aruna tak
janan," kata Jati, suaranya terdengar seperti sebuah nasihat se
cau dalam waktu yang bersamaan," jawab Aruna, mengalihkan pandang
kecil. "Kamu
ambil tersenyum. "Tapi k
yang tidak pernah berusaha memaksa Aruna untuk berbagi beban yang ia sembunyikan. Namun, sore itu, ada hal yang tak bia
rus menatap wajah Jati yang penuh perhatian. "Apa kamu
langan itu bukan cuma soal fisik, Aruna. Kadang, orang bisa terasa jauh meskipu
ci rapat. Dalam benaknya, bayangan Langit muncul, seorang yang pernah begitu dekat n
h sekali." Aruna berbisik, tak yakin apakah ia ingin Jati me
al. "Orang datang dan pergi dalam hidup kita, Aruna. Tapi mereka meninggalkan jejak, dan kadang je
is tanpa merasa dihakimi. Mereka berbagi mimpi, harapan, dan rahasia yang tak pernah ia bagikan pada siapapun. Namun, pada suatu ti
engguncang bumi dan membawa kembali Aruna ke d
turun. Mau berteduh di
n mulai turun, membasahi rambut dan jaket mereka. Aruna merasakan dingin yang menusuk, tetapi anehnya, ia merasa hangat
mpat mereka bisa melihat jendela yang basah oleh titik-titik hujan. Aruna menatap tetes
asa kalau hidup kita kayak h
mengernyitkan
enghilang. Tapi setelah hujan reda, tanah akan selalu mengingatnya. Beg
ebabnya, meski kita mencoba melupakan, selalu ada y
r semakin deras. Namun, meski tubuh Aruna duduk di samping Jati, hatinya melayang jauh. Ia tahu
ah, Jati menatapnya dengan senyum lembut. "Kalau kapan
kahnya terasa lebih ringan. Meski rindu pada Langit masih menghantui, Aruna tahu bahwa ia tidak l
-