SAAT HATI TERBAGI
erjanya yang sepi, pikirannya kembali terombang-ambing antara masa lalu dan kenyataan sekarang. Rua
a berbisik pada dirinya sendiri, men
ya-termasuk Nia. Ia membuka album itu dengan hati-hati, halaman demi halaman, dan mendapati senyum Nia dalam salah satu foto mereka saat di festival
angan manis yang dulu menj
gan i
kut," ujar Nia suatu malam di pinggir
heran. "Taku
ya. "Takut kalau suatu hari kita berpisah. Dunia kerja nanti
tirannya. "Aku nggak bakal berubah, Nia. Apa p
nyum ragu
nya dan menggengga
masa lalu. Hatinya semakin terombang-ambing antara cinta yang pernah ia ucapkan pada Nia dan kenyataan di hadapanny
meja makan malam, di mana Lia, istrinya, tampak sibuk menyajikan
parmu, ya. Aku udah siapin hadiah, kamu tinggal ambil aja di lem
rannya masih penuh dengan wajah Nia, senyumannya, dan
?" tanya Lia, tatapanny
sai dirinya. "Iya, iya, dengar ko
ragu. "Kerjaan atau ada hal la
itu terlalu dekat dengan kenyataan yang
ak tahu bagaimana mengungkapkan pergolakan batin yang ia alami sekarang. Menceritakan tentang peras
enatap foto pernikahannya dengan Lia yang terpajang di dinding, Arya merasa terombang-ambing antara dua dunia: masa lalu yang penuh
a benar aku pernah melupakan Nia? Ata
ng sulit ia akui. Cinta itu ternyata belum benar-benar hi
pingnya, napasnya terdengar tenang, teratur, dan damai. Namun, pikiran Arya terasa semakin kacau. Setiap kali ia menc
selalu berusaha mendukung karier dan kebahagiaannya. Namun, pertemuannya dengan Nia membuka pintu yang sudah lama ia kunci. Cinta yang pernah ia miliki
enahan diri. Ia bangkit dari tempat tidur, melangk
perlu menulis sesuatu, mengeluarkan beban yang semakin menyesakkan dadanya. Ia mengambil
Ni
an itu dalam-dalam. Tapi nyatanya, pertemuan singkat kita kemarin membuatku me
ku tahu ini salah, aku tahu ada Lia yang begitu mencintaiku, dan aku juga mencintainya. Tapi pera
rat. Ia tak menyangka perasaannya pada Nia begi
kerja. Pintu berderit sedikit, dan di ambang pintu, Lia ber
" tanya Lia dengan nada lemb
nya. "Iya... aku cuma nggak bisa tidur, jadi aku
ke arah Arya. "Mas, akhir-akhir ini kamu kelihatan berbeda. Kamu sering melamun dan kayak
an ia tidak ingin menyakiti hati perempuan yang telah membangun keluarga bersaman
aranya nyaris tak terdengar. "Mungkin aku memang lagi stres karena
n lembut. "Aku di sini buat kamu, Mas. Apa pun yang kamu alami, ak
ejolak, semakin berat oleh rasa bersalah yang membebaninya. Ia tidak ingin merusak apa yang telah ia ba
ng baru setengah ia tulis tadi. Kali ini ia merasa tersesat, antara
dirian di ruang kerjanya,
ambu