SAAT HATI TERBAGI
. Namun, ada dorongan kuat dalam dirinya yang tak bisa ia abaikan, seolah-olah perasaan yang telah te
sibuk dengan pekerjaan atau mengurus rumah. Dan ketika kesempatan itu tiba, ia menghel
ien di luar. Mungkin agak lama, soalnya kita
mpak sedikit lelah. Tanp
Kalau pulangnya agak mala
"Iya,
alah pertama kalinya ia berbohong kepada Dita, dan hatinya terasa berat. Namun, ketika ia mengin
, menunggu kedatangan Nia. Tak lama, Nia muncul, mengenakan dress sederhana be
Hai, A
"Hai,
erlu banyak kata, keduanya tahu bahwa perasaan lama mereka
? Apa kamu nggak t
endela, mencoba mencar
ong pada Dita. Tapi... aku nggak bisa terus mengabaikan perasaanku ke kamu, Nia
mbut, seolah mengerti sepe
in kita terlalu lama berpura-pura bahagia
tidak menariknya. Sentuhan itu, meski sederhana, membuat Arya
isakah kita menikmati waktu ini? Walaupun hanya sesa
n, seolah memahami
ani apa yang bisa kita jalani... me
lama yang terkubur. Mereka menghabiskan waktu dengan penuh tawa dan cerit
. Kebohongan ini, pertemuan diam-diam ini, dan perasaan yang ia coba sem
a tak bisa menahan dirinya untuk berkata, "A
ga berharap
berat, namun di hatinya, perasaan cinta dan keinginan untuk merasakan kebahagiaan
hanyalah awal dari sesuatu ya
dengan tangan yang masih memegang remote. Melihatnya, Arya merasakan perasaan campur aduk-antara rasa bersalah yang menusuk dan
h aku lakukan? Apakah aku benar-
Dita selalu mendukungnya, dan semua kenangan indah yang telah mereka lalui bersama. Namun, bayangan perte
engan pikirannya, Arya perlahan-
n. Kamu sudah tidur
kejut, lalu menguap dan m
u sudah pulang? Aku
ja selesai. Maaf, kamu
u hanya menonton TV. B
nahan diri untuk tidak terbuka
jalan lancar. Kl
sudah menyiapkan mak
ah makan di luar. Mun
an rasa curiga, namun
mau tidur, ya? Besok masih ada
rasa bersalah semakin menyelimuti hatinya. Ia mematikan lampu, namun pikirannya terus
ga larut. Di layar ponselnya
Arya. Mas
g membalas d
ja masuk ke kamar.
idur. Pikiranku terus melay
ali ia berkomunikasi dengan Nia, hatinya bergetar, sepert
sanya seperti kita menghidupka
yang kita lakukan bisa membawa masalah.
g datang hanya membuat hatinya semakin bergetar. Ia ingin melind
ahu ini terdengar gila, tapi aku merasa
mu di tempat yang berbeda. Kapan? K
rencanakan pertemuan mereka dengan
sok sore? Di taman kota? Tempat kita d
duduk di bangku lama dan mengingat
akutan. Apa yang ia lakukan benar-benar berbahaya. Ia tahu bahwa dengan
a berhadapan. Dita, dengan air mata di wajahnya, tampak kecewa, sementara Nia hanya tersen
ia akan terus terjebak dalam kebohongan ini, atau berani menghadapi konsekuensi dari pilihan
ambu