SAAT HATI TERBAGI
in saling bertukar pesan. Pada awalnya, mereka hanya membicarakan hal-hal ringan-seputar k
engan ponsel di tangannya, tak sabar menunggu balasan pesan dari Nia.
ik gunung cuma berdua? Aku nggak bakal lupa gimana kam
matanya berbinar saat
ma diri sendiri nggak akan pernah naik gunung lagi
sekarang aku heran kenapa kamu berani-beraninya
u sibuk menikmati waktu bersamamu b
tkan kenangan-kenangan manis yang dahulu sempat menjadi bagian penting dalam hidup mereka. Arya bisa merasakan peras
cakapan mereka mulai menyen
bagaimana kalau dulu kita tetap bersama
Pesan Nia membuka pintu ke pertanyaan yang sa
p membawa kita ke jalan yang berbeda. Walaupun, mungki
embuatnya semakin terhubung pada Nia. Ia tahu ada bahaya di balik percakapan ini,
an lama. Aku merasa seperti kembali ke masa-masa kuliah, ketik
Rasanya seperti kita b
rya. Dan sekarang... kamu s
i diriku yang masih tertinggal di masa lalu. Sama sepert
a perasaan bersalah yang menyelinap, namun perasaan itu tertutupi oleh kerinduan
a begitu. Mungkin itulah alasan kenap
ng sulit dijelaskan. Malam itu, percakapan mereka berubah menjadi pembicaraan
a ungkapkan kepada orang lain. Mereka berbagi ketakutan, kegelisahan, dan mimpi-mimpi yang terpendam. Bagi Arya, Nia ad
tu, Arya tahu bahwa mer
erbincangan mereka. Hubungan mereka berkembang dengan cepat, dan apa yang dulu h
natap langit malam yang penuh bintang. Ia me
ni, Nia? Seperti ada yang hilang dari
ik kemudian, Nia m
erti mengisi ruang kosong yang selama ini aku nggak
h kita mengambil jalan yang salah dulu? A
hwa setiap kata yang ia tuliskan semakin menariknya ke dalam sebuah
bergetar, menampil
ya kita bisa merasakan hal ini sekarang. Aku nggak tahu...
erti kembali ke masa-masa ketika aku benar-benar bahagia, be
ta soal keluargamu, Arya. Ap
ebak antara kejujuran dan kesetiaannya kepada Lia. Namun, di saat yang sama, ia ing
r, kadang aku merasa kosong, seperti ada yang hilang. Lia
m pernah benar-benar melupak
a melepaskan kenangan bersama Nia. Selama ini, ia hanya menyimpannya di sudut hati, tertutup oleh lapisan tanggung ja
ar, Arya men
erasa seperti baru kemarin kita bersama. Rasanya aku
elegaan dan kecemasan. Ia tahu apa yang ia rasakan salah,
etar lagi, dan
h bisa menciptakan sesuatu yang baru dari perasaan ini. Aku nggak tahu apakah ini ben
enang, namun di sisi lain, ia tahu bahwa ia sedang melangkah terlalu jauh. Perbi
ang kembali hadir dalam hidupnya. Malam itu, Arya berbaring di sofa, terjaga hingga larut,
ambu