icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
SAAT HATI TERBAGI

SAAT HATI TERBAGI

Penulis: eryede
icon

Bab 1 Titik Jenuh

Jumlah Kata:1484    |    Dirilis Pada: Hari ini14:07

suara kartun yang ditonton anak-anaknya mengisi ruangan, tapi pikirannya melayang jauh. Selama beberapa tahun terakhir, hid

an mengurus rumah dan keluarga, sementara Arya sibuk dengan pekerjaannya di kantor. Mungkin itu yang membuatnya merasa semakin jenuh. Hari-h

Dita tiba-tiba muncul samb

asih hangat," kata Dita sambil tersenyu

tu gorengan dan menggigitnya perlahan. Meski ia te

n nggak fokus. Lagi kepikiran sesuatu, ya

bicara, tapi bingung harus mulai dari mana. Akhirn

tu terakhir, Arya memang sering terlihat termenung. Sebagai seorang istri, Dita tahu bahwa

eh hangat ya, Mas? Mungkin bisa bikin lebi

. Ia merindukan masa ketika ia merasa bebas, hidup tanpa beban yang menumpuk. Pernikahannya mema

biasanya, sebagian besar pesan itu tentang pekerjaan atau dari rekan-rekannya yang menanyakan hal-hal biasa.

Mereka sempat dekat dulu, tapi keadaan membuat merek

Lama banget nggak

a tiba-tiba membanjiri pikirannya, mengingatkannya pada masa-masa ketika ia merasa

, lama banget nggak k

ya berbunyi lagi.

olan kita waktu kuliah dul

mengobrol hingga larut malam, membahas hal-hal sepele hingga impian bes

Nggak mungkin lupa

a kembali ke ruang tamu sambil

ikin lebih tenang," ucap Dita,

inya yang penuh perhatian. Rasa bersalah seketika

ma diam, tapi pikiran Arya masih melayang-layang ke pesan singka

elama ini setia mendampinginya dalam suka dan duka. Namun, perasaan jenuh itu begitu kuat hi

da kerinduan yang sulit ia definisikan, seperti ada sesuatu yang kosong dalam hidupnya. Entah kenapa, pesan dari Nia t

dengan wajah penuh pertanyaan. Ia merasa ada sesuatu y

suara, "kalau ada yang mau

tu tampak hambar. "Ta, kamu nggak pernah ngerasa

ngkin pernah ya, Mas. Tapi aku rasa, setiap orang pasti ada masanya merasa begitu. Kadang aku juga capek

imana wanita ini bisa tetap tegar dan menjalani kehidupan sehari-hari tanpa keluhan. Tapi bagi Arya, hari-

ih bebas, nggak ada beban. Hidup nggak cuma soal tanggung jawab," kata Arya p

a Arya. Rasa cemasnya semakin besar, tap

asih pacaran atau waktu baru menikah. Tapi bukankah semua ini... kita bangun

kosong. Pikirannya kembali teralihkan saat ponselnya bergetar. Sebua

ngin aku obrolin langsung

bersalah, namun perasaan untuk bertemu Nia begitu kuat. Di balik rasa rindu a

. Ada yang harus aku temui," katanya

han sikap suaminya. "Malam-malam begini, Mas

i pertanyaan itu. "Ada teman lama yang baru data

ahnya. "Hati-hati ya, Mas. Jangan pulang terlalu m

irannya, sementara bayangan Dita yang mengawasinya dari pintu perlahan menghilang di kejauhan. Ia tahu bahwa ke

depannya. Nia masih sama seperti dulu-wajahnya lembut dengan senyum yang mampu membuat siapa pun merasa ny

sambil tersenyum. "Terim

adapannya. "Nggak masalah. Lama

akhir itu waktu kamu masih di kampus.

masing-masing mencari cara untuk memu

angka bakal ketemu lagi sama kamu," Arya berkata, berusa

jadi sangat rumit ya, Arya. Aku juga merasa begi

sama. "Aku ngerti. Hidup setelah men

ng telah mereka jalani sejak terakhir bertemu. Ada kesunyian ya

a tiba-tiba, suaranya bergetar, seolah

in mengatakan ya, tapi hati kecilnya berteriak lain. "Aku nggak tahu, Nia.

Arya. Kadang aku merindukan masa-masa dulu, saat kita masih bebas. Dan jujur

muncul ke permukaan. Tatapan mereka bertemu, dan di sana, dalam keheningan kafe yang dipenuhi sua

am dadanya. "Nia... aku juga pernah berpikir begitu. Tapi sekarang, aku punya

mang sudah memilih jalan masing-masing. Tapi rasanya kad

nya bisa menatap Nia dengan pe

ambn

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka