Ranjang Panas Tuan Lucas
intu bertuliskan "CEO". Di dalam benaknya, ia bertanya-tanya mengapa ia dibawa ke s
etika mereka melangkah masuk ke da
ap Flora dengan tatapan intens yang me
kat, nada suaranya terdenga
kit gemetar. Setelah beberapa saat dalam keheningan yang canggung,
s tersebut lebih mirip pekerjaan sekretaris d
ing, bukan sekretaris," ucap Flora dengan hati-hati, berusaha m
awab, "Aku tidak peduli dengan posisi yang kau lamar, Flora
Lucas, apakah tidak ada posisi lain?" tanyanya ragu
tak perlu banyak bertanya, Flora
kan memperumit keadaan. Hatinya bergejolak, antara t
awab Flora akhirny
ak tentang tugas-tugasmu. Kau harus siap kapan saja jika aku membutuhkan
garkan penjelasan Lucas, ia berusaha menenangkan dirinya. Namun, di
ofa di sudut ruangan, lalu duduk dengan santai sam
perlahan, sambil menyandarkan tubuhnya ke sofa. "Selain pekerja
itu meluncur dari mulut Lucas dengan begitu dingin dan tanpa pe
terasa kaku, dan Lucas melanjutk
tas, apa pun yang kau butuhkan. Asal kau bisa memenuhi semua yang kuminta."
mengepal kuat di samping tubuhn
ika kau ingin semua ini berakhir dengan baik, maka lakukan apa yang kuminta," po
amarah membara. "Dia merendahkanku lagi, memperlakukanku seolah aku t
yang tampak lugu, ia menyusun
nya lembut dan patuh. Ia mengangkat pandangannya, menampilkan ekspresi
sakit yang aku tanggung. Perlahan-lahan ... aku akan ambil semuanya
am yang mulai terukir di hatinya, memilih untuk me
tapi setiap langkah yang ia ambil kelak, hanya akan menjadi bagian
tak menyadari niat tersembunyi di ba
tajam yang tak terbaca, lalu berkata dengan n
a menegang dalam ketidakpercayaan. Kata-kata itu terucap
uk menolak. Hatinya bergejolak, tapi ia teringat akan rencana yang telah ia s
engangkat tangannya yang gemetar, lalu mulai
tenangan. Setiap kancing yang terlepas membuat dirinya merasa
ian dalamnya. Ia menunduk, berharap tak harus bertatapan langsung dengan Lucas,
menahan gejolak perasaan yang
anpa perasaan dia kembali berkata, "lepas juga celanamu.
uti ucapan Lucas. Dalam hati ia b
anya, yang pasti suatu saat nanti aku akan membuatnya l
uk duduk di pangkuannya. Gadis itu di paksa duduk menghadap Lucas, kedua kakinya
ng masih terbungkus kain segitiga berwarna putih, ia m
engarnya," bisiknya sambil
lanjur menjadi wanita murahan di mata Luca
ya lolos, memenuhi ru
t gerakan tangannya, hin
Basah, Baby. Itu artiny
ubuh Flora ke sofa, membuat gadis
ikenakan Flora, menampakkan area
cas dengan suara lirih nan penuh gairah, ser