Jangan Jatuh Cinta Pada Sugar Daddy
gumpulkan bukunya, memasukkannya ke da
urun deras. Tidak ingin basah kuyup
mu Anggi
dia kenal. Itu Billy Wicaksono, salah satu
nggita
s Antropologi Psi
m kecil dan meli
enunggu seseor
nku akan m
kamu selalu terlihat sibuk, dan... yah... aku juga g
i menatap Billy, bertanya-tan
uar besok malam?" pe
a melihat mobil Devano membe
udah datang. Aku harus pergi." Anggita berlari kecil men
hatnya mempermalukan dan mengejek beberapa perempuan yang percaya bahwa dia adalah pacar mere
bil Devano, Anggi
ita berkata sambil men
h gedung itu. "Siapa
s. "Kami mengambil be
mau
melirik ke arah Billy. Pemuda itu masih
njawab. "Ia mendadak m
u bilang?" De
khawatir. Aku menolak k
pinya dan menarik w
h berada di atas bibirnya, dan meraup. Lidah Devano masuk, me
mengalir dalam nadinya
mbisik setelah melepaskan ciuman
a,
*
*
rbicara dengan Anggita. Untungnya, ketika Anggita menceritakan tentang pemuda itu
tunggal, Devano mema
mereka. Titik. Tidak ada negosiasi dalam hal itu. Devano tahu bahwa ia adalah bajingan eg
umnya dan tidak ingin merusak suasana dengan mengomeli gadis itu. Lagipula, tidak ada tanda-
keluar dari mobil. Mereka berjalan menuju lift, dan dia mengangguk kepada petugas keamanan yang
ihat Anggita memperhatikannya. Pandangannya terpaku pada dirinya, dan panas di mat
elepon," Anggita akhirnya membuka su
yang tersedia." Diakuinya, ia juga sengaja menjaga jarak. Hal terakhir yang
nggita adalah wanita muda yang baik, dan Devano juga punya semua informas
iki potensi untuk menjadi liar di ranjang. Devani in
Devano tidak repot-repot menyalakan lampu. Menutup pintu, dia langsung meneka
a?" Devano menggeram panas. "Aku ingin ber
engejutkannya. Tidak ada lagi gadis penurut dan pemalu, melainkan seorang wanita d
tingnya sebelum turun untuk menggenggam bokongnya, lalu meraba-raba area sensitifnya. Cela
ana jeans Anggita jatuh ke lantai. Di saat yang sama, Anggita juga merobek pakaian De
Anggita kembali ke dinding, mengangkat tangan wanit
uasaanku sekarang, ba
aku?" Anggita bertanya, denga
mu betapa nikmatnya penisk
n lainnya menjelajah tubuh Anggita. Ia meremas satu payudara besar Anggita dengan telapak
menggeliat. "Enak, Om." Gadis itu
asah untukku, Anggi
ah,
rhatikan gadis itu menekan kedua pahanya bersama-sama. Perlahan, dia mengelus perutnya, dari pi
dan saat dia memasukkan satu jari ke dalam panasnya ya
mh... en
an gerakan dari sisi ke sisi. Gadis itu makin mengerang, kak
u lebih leb
kukannya, pe
i diam. Jangan gerakk
n genggamannya, lalu berlutut di kak
i perintah hingga ia bisa mel
ngan jarinya hingga memperlihatk
njilatnya sekali lagi. Lidahnya meluncur melintasi tonjolan di ujung bibir vagina
nya, menjaga tangannya tetap di atas kepala saat Devano
di klitorisnya. Dua jarinya mengisi ke dalam Anggita, sementara dia mengamati
reksinya terasa menyakitkan, tapi dia mengabaikan kebutuhan
uh molek itu dengan intensitas dan memenuhi liang itu dengan cairannya. Melihat teman seka
, tapi itu tidak mengubah fakta bahwa Anggita ada
," Anggita meracau. "Mh... a
ar jarinya, sementara cairannya melumuri tangannya. Orgasme g
menyebut namanya saat dia
ngin merasakannya sepenuhnya, hingga berkeringat, mencicipi area sensi
! OM D
suara melengking saat dia mencapai
*
*
ambu