Jangan Jatuh Cinta Pada Sugar Daddy
ukan perawan, Anggita tampak sangat tegang, dan
masa kuliah dulu selalu menyukai pesta
usan dengan seorang perawan. Mereka terlalu clingy dan akan membuat semuanya lebih r
njawab. "Om pasti sudah me
ya. "Berapa banyak pasangan s
a dan merengut. Sangat lucu d
gan nada tersinggung. "Apakah Om juga akan memberit
tahuku berapa banyak pria yang sudah pernah berhubungan seks denganmu, Anggit
m, tapi wanita itu menjawab, "Aku
ertanya sambil m
Jayden namanya. Kami pacaran sejak kelas satu SMA dan selesai pesta kelulusan, kami memutuskan untuk
bibirnya dan tampa
mpai lima, tapi bukan satu. Apakah kau berhubu
yden minta putus keesokan paginya dan
kalau begitu
pula aku sadar tidak ada yang penting selain pendidikanku dan itula
Lima adalah angka yang sanga
ta berseru k
a,
merah, dan Devano juga mera
ggita berkata dengan suara lirih. "Apak
rhenti. Aku justru sekarang penasaran. Apakah k
a meng
menjilatimu dengan mulutnya atau ka
ajah makin merah sebelum
dom, langsung melakukannya, d
las dengan wajah yang semakin merah sebelum membuang wajahnya ke samping
menatap matanya. "Mengapa kau merasa malu? Bahk
gangkat pandangannya
a berhubungan seks, aku ingin kau memberiku umpan balik. K
nya berusaha menahan tawanya sekarang.
ku. Aku suka bercinta dan mendengar wanita berteriak karena keenakan. Dan itulah yang akan kau lakukan,
irnya. "Jadi... ap
engangguk
amar mandi di dalam sana. Aku ingin kamu melepaskan sisa pakaianmu dan membersihkan diri. Kuberi waktu sepuluh
aik,
bergerak menuju kamar tidur. Pinggulnya yang besar dan padat ber
ihat, Devano berjalan menuju
a dan langkah kaki Anggita yang berjalan menapaki lantai kamarn
nnya rapi ke dalam tumpukan pakaiannya. Mengambil kondom, ia merobek bung
dan panas. Ia tidak ingat kapan terakhir kali ia
uk seks tanpa perlu merayu dulu adalah sesuatu yang membebaskan baginya. Ia tidak perlu buang
senyuman yang manis. Bahkan hanya dari fotonya sa
nggita bersandar pada sikunya, kakinya
. Rambut halus yang menghiasi bagian atas gundukan seks wanita itu terlihat
bagian dalam celah Anggita. Sempit, merah, dan berkilauan oleh lendir. Devano menarik napas dala
ngumpat. "Kamu benar-be
erkannya di atas klitoris Anggita sebel
gemetar pada sentuhan yang dilakukannya dan mencoba menggeliat. Devano mer
menjerit kaget
" Devano memundurkan waja
geleng denga
apa yang dilakukannya. Lidahnya meraup lelehan yang menggenang di dalam celah Anggita
girim gelombang kebutuhan primal yang kuat ke seluruh tubuh Devano. Ia ingin sepenuhnya mendominasi
yang peduli untuk mengklaim wanitanya. Obsesi yang dimilikinya bukanlah pada wanita melainkan pekerjaan
semakin mendekati puncak orgasmenya. Dalam waktu tidak lebih dari sepuluh menit,
, Om! Mh...ah...
r dari celah Anggita dan Devano menjilati cairan itu dengan rakusnya. Ia tahu bahwa ia akan san
isnya. Ia kemudian menggosokkan ujungnya sepanjang celah Anggita yang licin sebelum kemudian menempatkanny
*
*