Misteri Mata Air Kembar Yang Tak Pernah Kering
lar di sana, rumput dan dahan-dahan daun kayu berisik banget
angin jangan macam-macam di san
. Kami sedang berpapasan dan dia gak sengaja menabrak ku, dan akhirnya dia meminta maaf lalu mentraktirku makan sebagai wujud permintaan maafn
ri di kampung ini. Aku mengajak Abang Ali bertani di kampung ini, untuk menyambung hidup. Mama d
h berkeluarga. Tapi kami juga belum di karuniai a
run, hasil cocok tanam sangatlah subur, tapi juga menyimpan banyak cerita misteri keanehan yang s
auh dari pemukiman warga. Berada di pinggir jalan yang menghubungkan satu desa ke desa lain
mpung kami adalah kuburan "PUANG" Derajatnya yang dianggap tinggi, s
jalan kaki sambil menggiring kuda nya. Tujuannya untuk menghargai beliau yang dianggap wali itu. Klo enggak, bakal terjadi rin
pat angker juga yang berada di tengah jalanan, jika a
suatu k
saat di waktu malam hari. Seorang kakek tua berdiri tepat d