LUKA DI ANTARA KITA
a berat, seolah-olah ruangan ini telah berubah menjadi penjara tanpa pintu keluar. Setelah percakapan tadi, meskipun
, Raka mencoba membuka mulut. "Alya, aku benar-bena
jelaskan sekarang, Raka? Bukti sudah jelas di depan mataku. Pesan-pesan
h dan bersalah. "Alya, aku... Aku nggak tahu harus ngomong apa. Itu semua salah
amu nggak tahu? Setiap kata yang kamu ucapkan adalah pilihan, setiap pesan ya
ara mereka. "Tolong, Alya, dengarkan aku. Aku tahu ini salah, tapi
tahan akhirnya jatuh. "Kamu berselingkuh dengan sahabatku sendiri, Raka. Kamu tahu bet
gkal itu. Ya, aku selingkuh. Dina dan aku... ini adalah kesalahan besar yan
i telinga Alya. Bagaimana mungkin ia berbicara tentang
ini begitu saja?" Alya membuang pandangannya ke jendela, melihat keluar seolah mencari jawaban di luar sana. "Aku me
... Aku cuma merasa terjebak, Alya. Dina mulai mendekat, dan a
u punya pilihan, Raka! Kamu selalu punya pilihan. Tapi kamu m
lama ini terpendam di hati Alya akhirnya meledak. Ia menumpahkan semua perasaan sak
kemarahannya. Setiap kata yang diucapkan Alya bagaikan pukulan ya
napas panjang. Matanya masih penuh air mata, namun kin
.. terlalu banyak buatku. Kamu nggak hanya menghancurkan aku, tapi ju
enar minta maaf. Aku tahu aku nggak pantas dimaafkan, tapi aku mohon, ber
eka begitu jauh. "Kamu sudah menghancurkan semuanya, Raka. Aku nggak tahu apakah pern
, dan meskipun Raka berdiri di depannya, ia merasa seolah-olah suaminya telah menja
anya penuh kelelahan. "Aku butuh waktu. Dan kamu juga haru
ang ia lakukan sekarang, keputusan ada di tangan Alya. Ia menatap Alya untuk terakhir
uk di lantai ruang tamu, menangis sendirian dalam kesedihannya yang mendalam. Hari itu adal
engalir di pipinya sudah tidak bisa lagi ia tahan, seolah-olah semua perasaan yang selama ini ia simpan k
ita setelah hari yang panjang, sofa yang biasa mereka duduki bersama sambil menonton film favorit, dan foto-foto p
lah pasangan yang kuat, saling mendukung, dan selalu berjuang bersama menghadapi segala rintangan. Namun, kini semua itu terasa seperti kebohon
a dia selalu tahu bagaimana membuatnya tertawa, dan janji yang mereka buat untuk selalu setia sat
saat, jantungnya terasa seolah berhenti. Nama Dina muncul di sana. Seolah m
a yang harus ia lakukan-membaca pesan itu atau mengabaikannya.hanya berisi s
semua luka yang telah mereka buat.** Dina bukan hanya sahabatnya, dia adalah orang yang Alya percaya tanpa keraguan. D
. Ia ingin membalas pesan itu, mengungkapkan semua kemarahannya, tapi apa gu
tidak ada kata yang cukup untuk menggambarkan bagaimana perasaannya saat ini. Pengkhianatan dari dua orang
enar sudah berakhir, atau masih ada harapan yang tersisa? Alya merasa tersesat di tengah kebingungannya sendir
rusnya mereka saling mendukung, bukan menghancurkan? Kenangan-kenangan bersama Dina membayang di pikirannya-tawa mereka, rahasia yang mereka bag
ngit-langit, ia bertanya-tanya bagaimana hidupnya bisa berubah begitu drastis hanya dalam hitungan hari
dan merah setelah malam tanpa tidur. Pikiran tentang apa yang akan terjadi selanjutnya terus menghantuinya. Apa
a mereka begitu dalam, dan meskipun ada kata-kata maaf yang terlontar, ia tahu tidak ada yang
ambu