LUKA DI ANTARA KITA
ahabatnya terasa semakin berat, seolah-olah setiap jengkal jarak antara mereka membawa beban emosional yang semakin membebani. Setel
tungnya. Beberapa detik kemudian, Dina membuka pintu dengan wajah yang terlihat lelah dan sedih.pelan, membuka pintu l
uh dengan tawa dan kebersamaan, kini terasa seperti ruangan yang menyimpan kenangan pahit. Dina mempersil
Aku sudah tahu semua yang terjadi. Aku sudah melihat pe
sannya. "Alya, aku tahu ini sangat menyakitkan. Aku bena
ihan. "Mulai dari kenapa kamu melakukannya. Kenapa kamu harus menghancur
, semuanya terasa seperti lelucon. Aku nggak tahu kapan semuanya berubah jadi serius. Raka...
nakan? Dina, kamu tahu betapa berartinya kamu bagiku. Kamu adalah sahabatku, dan aku
gak punya alasan yang cukup untuk membenarkan semua ini. Aku t
ini menghancurkan hidupku? Setiap kenangan indah tentang persahabatan kita sekarang terasa sepe
sal. Aku nggak tahu bagaimana cara memperbaiki semuanya. Aku tahu aku ngga
k cukup, Dina. Kamu sudah merusak kepercayaan yang sudah dibangun selam
salah besar. Aku cuma... aku cuma ingin kamu tahu bahwa aku benar-benar mint
u apakah aku bisa memaafkanmu, Dina. Luka ini terlalu dalam, dan aku butuh waktu untuk me
uk memperbaiki semuanya. "Aku mengerti. Jika kamu memerlukan sesuatu, kamu tahu di mana aku ber
ndalam. "Aku hanya ingin kamu pergi, Dina. Aku butuh
menuju pintu. "Baiklah, Alya. Terima kasih sudah membe
mpat yang pernah penuh dengan kenangan bahagia, dan air mata mengalir lagi di pipinya. Dia merasa terpuruk, namun ia tahu bahwa langkah ini adalah
bahagiaan, kini berakhir dengan penuh amarah dan tangisan. Luka pertama ini begitu menyakitkan, tetapi ia harus
etiap sudut ruangan seolah-olah memantulkan kesedihan yang mendalam. Alya duduk kembali di sofa, matanya kosong menatap ke arah tempat
an dan mengatasi rasa sakit ini. Dengan tangan gemetar, dia memutuskan untuk mengumpulkan barang-barang Dina yang mun
hati-hati. Di dalamnya, dia menemukan catatan tangan Dina yang penuh dengan rencana-rencana kecil, seperti rencana makan malam, jadwal liburan, dan catatan tentang pertemu
Dia merasa sulit untuk mengumpulkan pikirannya, rasa marah dan kesedihan bercampur aduk. Alya tahu bahwa untuk
didih, pikirannya melayang pada Raka. Dia merasa bingung tentang bagaimana menghadapi situasi ini-apakah dia harus
r. Dia melihat layar, dan ada pesan dari Raka. Ha
kan semuanya. Tolong beri aku kesempatan untuk menjelaskan. Aku tahu
semua yang terjadi? Ia merasa bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Pesan itu hanya menambah rasa sakit yang s
tuskan untuk membalas pesan Raka. Dengan t
berpikir. Kita akan b
a dia tidak mampu menenggaknya. Ia merasa lelah secara emosional, dan saat malam mulai meliput, dia memutuskan untuk tidur.
berubah. Luka pertama ini sangat mendalam dan akan membutuhkan waktu lama untuk sembuh. Namun, A
tawa dan kebahagiaan yang pernah mereka bagi. Namun, semua itu kini terasa seperti kenangan yang jauh dan tidak terja
up matanya, berharap bahwa pagi akan membawanya pada keputusan yang lebih jelas tenta
ambu