icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

LANGIT SENJA DAN JANJI KITA

Bab 3 Awkward dan Dingin

Jumlah Kata:1134    |    Dirilis Pada: 20/09/2024

ngi. Pada awalnya, suasana di antara Raka dan Luna sangat canggung. Setiap kali mereka bertemu untuk membahas proyek, ada r

ngin, seperti sengaja menjaga jarak. Setiap kali Luna mencoba memulai percakapan, jawabannya sel

g ia rasakan hanyalah kebingungan. Ia memandang Raka yang duduk di sebelahnya, fokus pada laptopnya, mengetik sesuatu yan

mu?" tanya Luna akhirnya,

Luna. "Sudah, tinggal bagianmu yang perlu di

angat yang sempat muncul saat mereka berbicara tentang masa lalu di bawah langit senja kini terasa seperti mimpi yang jauh. Luna

begini," gumam Luna perlahan, seten

menatapnya, meskipun ekspresinya

," jawab Luna, memberanikan diri untuk me

andangannya kembali ke layar laptop. "Bu

gan tatapan bingung

lama. Akhirnya, dengan suara yang lebih pelan, Raka menjawab, "Untuk memahami apa yang terjadi

dinginnya membuat Luna merasa terasing. Mereka tidak lagi seperti dua anak kecil yang bisa dengan mudah kembali seper

ekarang?" tanya Luna, mencoba mencar

"Aku nggak tahu, Luna. Kita bisa mulai dari sini-selesaikan

salah. Mereka berdua tahu bahwa lebih dari sekadar proyek yang harus diselesaikan-ada perasaan

h terbungkus dalam sikap dingin yang tidak bisa ia pahami sepenuhnya. Luna merasa semakin fru

janji di bawah langit senja yang meskipun terabaikan, belum benar-benar terlupakan. Luna tahu, ji

ah Raka bersedia membuka diri, at

asa seperti jurang yang tidak kasat mata. Angin sore yang dingin menyapu wajah mereka, membuat Luna menggigil sedikit

tidak lagi terasa nyaman, melainkan penuh dengan pertanyaan yang tak terucapkan. Sebagai sahabat lama,

a Luna, mencoba memecah kesunyian. Nada suaranya

pas. "Aneh gimana?" tanyanya, meski su

enti. Dia menatap Raka dengan penuh kejujuran, menco

a aja, tapi sekarang kamu... dingin. Jauh. K

tidak segera menjawab. Matahari senja yang perlahan tenggelam di balik gedung sekolah memberi warna

i. Kita udah lama banget nggak ketemu, Luna. Banyak hal yang berubah. Dan... mungkin aku ta

menahannya. Dia paham, ada keraguan besar di balik sikap dingin itu. Raka ti

nal," sahut Luna pelan. "Aku juga nggak minta kita kembali ke ma

ada ketulusan dalam matanya. "Aku minta maaf kalau aku bikin kamu ngerasa jauh. Aku

ka. Aku juga nggak terburu-buru. Tapi aku cuma pengen kita bisa mulai bica

in memudar. "Mungkin kita bisa mulai dengan ini," katanya s

jelas, setidaknya mereka mulai melangkah ke arah yang benar. Proyek sekolah memang mempertemukan mereka lagi, tapi lebih dari itu,

enyum tipis. "Mungkin kit

a-kata mereka masih terbatas, ada rasa yang mulai menyusup perlahan. Mereka mungkin

a perjalanan panjang di depan mereka, tetapi untuk pertama kalinya

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka