LANGIT SENJA DAN JANJI KITA
ang panjang dan sikap hati-hati di antara keduanya. Namun perlahan, seiring dengan semakin dalamnya mereka terlibat dalam tugas, suasana mulai mencair.
enemukan sebuah buku tua yang dulu pernah mereka baca bersama. Buku itu usang, dengan samp
angkat buku itu ke arah Raka
i sudut bibirnya. "Buku dongeng. Kita dulu sering baca ini di tama
jadi pahlawan yang menyelamatkan dunia," L
ulu. "Iya, aku inget. Tapi kamu selalu jadi yang lebih berani. K
dan senja yang kita lihat setiap sore." Ia terdiam sejenak, sebelum mela
pernah terpisah, apapun yang terjadi," gumam Raka. Seolah kata-kata it
, berjanji bahwa persahabatan mereka akan abadi, tak peduli seberapa besar dunia di luar sana. Tapi dunia mereka yang kecil ternyata tak sekuat janji
na tiba-tiba, suaranya lebih pelan, hampi
ikiran yang tidak terucap. "Aku nggak tahu apa yang
menatap buku di tangannya. "Tapi aku t
, tapi lebih pada rasa melankolis. Mereka kini bukan hanya dua siswa yang bekerja sama dalam proyek sekolah, melai
Setiap kali mereka bersama, ada potongan kecil dari masa lalu yang kembali, seakan mendorong mereka untuk mengingat siapa
mbali membangkitkan ingatan Luna. Ia menatap Raka yang sedang serius me
-tiba, suaranya hampir tenggelam dalam suara ang
"Masih," jawabnya singkat, lal
ring nungguin senja dari jendela kamarku, mesk
sering lihat senja, tapi nggak pernah terasa s
ukup untuk membuatnya sadar bahwa bukan hanya dirinya yang merindukan masa lalu. Mungkin, Raka juga m
dari ruangan, langit sudah berubah warna menjadi jingga, senja mulai menampakkan di
u sama kamu," kata Raka tiba-tiba, suara
g sama, ia merasa lega. Karena di balik segala kebisuan mereka selama b
reka buat mungkin belum sepenuhnya hilang. Mungkin, ini adalah kesempatan untuk
ra mereka terasa begitu padat, seolah-olah dipenuhi oleh kata-kata yang belum teruca
ng Raka dengan tatapan yang sarat emosi. Ada keraguan, ada harapan, dan di balik s
Untuk beberapa detik, ia hanya menatapnya, seolah mencar
rendah. "Kita berjanji untuk selalu b
ikit kepedihan. "Tapi kita nggak menepati janji itu, kan?" Ia tertawa kecil, tetapi tawanya le
kenapa aku menjauh waktu itu, Luna. Mungkin aku takut. Takut kalau persahabatan kita akan berubah seiri
uga tahu, rasa takut itu bukan hanya milik Raka. Ia sendiri merasakan hal yang sama-tak
a kamu pergi begitu aja?" tanya Luna, suaranya kini d
tahu gimana harus mengatakannya, Luna. Waktu itu aku masih kecil, dan
sekarang-dengan semua rasa bersalah dan kebingungannya-ia tidak bisa melakukannya. Sebagian dari dirinya memahami apa yang Raka rasa
ranya lebih lembut. "Aku nggak tahu kenapa semuanya berubah. Tap
yesalan dan rasa bersyukur. "Aku juga kangen
lebih banyak daripada kata-kata yang bisa mereka ucapkan. Langit senja perlahan
una dengan hati-hati, seolah-olah ia takut ji
ap begitu, Luna. Aku harap kita
ini akan membawa mereka, setidaknya mereka tahu bahwa mereka memiliki kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Dan m
ah ini dulu," ujar Raka, berusaha me
il. "Iya, kita m
ngkin masih panjang dan penuh tantangan, mereka siap untuk melaluinya b
mereka belum benar-benar hilang. Senja mungkin telah berganti malam, tapi janji
ambu