Sweet Divorce
ibu lakukan d
menelan ludahnya susah payah. Kepalanya menunduk melihat pergelangan t
andu melempar tas kerjanya tepat di samping tempat duduk Pravara. Laki-laki itu menarik napas panjang d
Seumur-umur pernikahannya, dia belum pernah melihat Pandu bersikap kasar, meskipun hanya m
yang mulai merambat. Pandu menunduk menatap ibunya yang tingginya hanya mencapai dadany
sung merujuk pada tamanan rumah yang dulu sangat dia sukai. Memikirkan hal itu membuat dia menjadi gugup, dia mencoba m
ngkar selama berminggu-minggu, itu yang ibu sebut sebagai keba
nya tidak terima putranya diperlakukan seperti itu, putranya itu lebih berharga dari apa pun. Dia membesarkan
ang melahirkannya itu semakin merangsek maju mendekat pada istrinya. "Coba Ibu pik
yang telah dilakukan perempuan mandul ini kepadamu?" tanya Kaesa dengan alis yang menyatu.
idak terlalu emosi menghadapi sikap ibunya yang berulah. "Jangan seperti ini, Bu. Aku dan
gulir dan Pravara yang masih setia menatap mereka berdua dengan wajah tegang. Kaesa menampik tangan Pandu yang masih ada di depann
u membuat Pravara kesakitan." Pandu mencoba menjauhkan Pravara dari ibunya,
irinya. Namun dia tidak bisa melakukan hal itu, karena dua hal. Yang pertama dia adalah ibu mertuanya dan yang kedua ada suaminya di sini. Jadi dia hanya bisa m
ncekal lengan ibunya hingga melepaskan lengan Pravara. Lalu menjauhkan ibunya dari Pravar
du. Setidaknya de
rlu didengarkan,"
"Lihat gadis ini, Pandu. Dia lebih cantik dan lebih sempurna dari istrimu itu. Dia lulusan universitas ternama
ama sekali tidak bisa menandingi apapun yang dimiliki oleh istrinya. Dan dia sangat yakin
idengar dari Kaesa dan melihatnya dari majalah bisnis. Gadis itu tidak peduli dengan Pandu yang terlihat sangat terganggu karena dirinya. Bahka
mu yang lain untuk menduduki kursi tinggi yang saat ini kamu tempati. Mereka ingin menyingkirkan kamu dan a
bu
u melihat dan mendengar secara langsung nada tinggi suaminya yang sangat terkenal kalem. Apalagi laki-laki itu baru saja melakukannya di depan wajah ibu me
turan dan matanya menyorot tidak percaya pada ibunya. Seseorang yang selama ini selalu menga
intu masuk. Pravara tidak bisa menahan mimic wajah blank-nya. Lagi. Dia menunduk melihat ta
saling menautkan lengan untuk menjaga nama baik keluarga yang selalu diagungkan oleh ibu mertuanya itu. Juga tidak lu
kat mempersilahkan ibunya yang sedang terpaku di tempat. "Jika
r tas miliknya dan pergi melewati Pravara dan Pandu tanpa melirik sedikit pun. Ry
di depan pintu. "Permisi, ya Mas Pandu.
h ada istrinya di sini, malah menggoda tidak tahu tempat. Sedangkan yan
enak di antara mereka berdua menyeruak kembali setelah berminggu-minggu berjauhan. Pravara sedi
balik badan menatap Pravara yang juga memandangnya balik dengan perasaan bersalah. Dia Tarik wanita itu masuk ke dalam pelukannya dan menyembunyi
ngin sekali memberontak, tapi melihat napas Pandu yang masih menderu d
undur ke belakang. Namun, kedua tangan Pandu malah mene
enangkup pipi kanannya dan membuat mereka bertatapan secara langsung. Perlahan, wajah tampan itu me
*