Sweet Divorce
pa
dengar apa yang telah dikatakan oleh suaminya, kepalanya memiring menatap Pandu. "Sebenarnya apa yang Mas inginkan? Bukankah sejak awal
udian menempatkan kembali di samping ponsel. "Hal itu bukan sesuatu yang bisa dijadika
a yang akan mereka terima?" Meskipun rasa takut terus menguasai ha
aimana tanggapan orang tua kamu jika seandainya kita bercerai. Mereka pasti sangat sedih, per
enggugat perceraian ini, tapi ibu Mas sendiri. Apalah aku hanya dijadikan landasan bisnis kalian?
ang menggebu-gebu. Pandu tidak akan mengelak jika Pravara adalah wanita yang penurut dan patuh. "Saya t
soal pernikahan. Pernikahan kita. Ka
ada beberapa yang harus
us diperhatikan dan dipikirkan kembali, seharusnya ibu mas tidak langsung menodongku den
anya beliau bertindak seperti itu." Pandu yakin, dia hanya ing
dia alibi yang seolah-olah dia yang bertindak dan memulai kekacauan ini. "Beliau sendiri yang bilang untuk sege
ya kamu!" Pandu mengunci tatapannya pa
t. "Ibu memaki dan merendahkan ku di hadapan wanita itu. Beliau terus membicara
tkan, tetapi saat dia melihat dengan teliti. Mata bening memesona itu tampak bergetar dengan dahi yang
ap aku sebagai teman serumah yang selalu menyiapkan dan memenuhi kebutuhan Mas dengan tepat waktu. Selama ini aku sudah sangat terbiasa dengan hal itu, tap
dengan ludahnya sendiri. Dia tidak tahu pernikahan bisnis akan se-menyedi
ng seharusnya tidak dia ucapkan. Tidak seharusnya dia menyinggung sesuatu yang akan melukai harga diri suaminya, ketik
tas kapal pesiar, saya pikir kamu bosan makanya saya membawa kamu ke sini." Kopi miliknya dia habiskan dalam
benar-benar tenggelam. "Lihat ke kanan, Pravara. Cukup indah dari sebelumny
melihat dari atas kapal pesiar, tapi kali ini memang cukup berbeda karena tempat yang mereka datangi. Restoran di ata
ng sedang dimabuk keindahan dengan mulut yang terbuka kecil. "Seperti senja yang tenggelam
suaminya denga
hubungan sehangat sengatan matahari pagi dan tampak menyenangkan dipandang masyarakat sel
Tiba-tiba suasana berganti menjadi redup dan perlahan rasa din
yang lalu-lalu, ucapan dari Pandu tidak p
Rasa manis dari susu puding yang dipanggang hingga melele
kutnya dia didatangi oleh pembawa masalah yang sebenarnya. Nyatanya rasa kesal a
arang mu?" pertanyaan itu mampu membuat Pravara yang sedang be