Sweet Divorce
banyakan pasangan suami istri. Bukankah kamu men
ada di tengah-tengah meja ke arah Prav
.
eladeni yang lainnya kecuali pekerjaannya. Alat pemutar musik dengan suara keras tersumpal
ari diskusi dari revisi kemarin." Perkataannya yang tidak mendapatkan jawaban, membuat wanita cantik itu menggi
ngan menggarap pekerjaannya dengan santai. Tapi bawahanny
ngan volume besar, itu tidak baik bagi kesehatanmu." Kata-kata itu sud
arah, Esha?" Pravara mendudukkan
a." Esha memutar bola matanya malas. Dia menyodorkan berkas yang tadi dia banting pada
aja untuk latarnya, kemudian ubah font ini. Terlalu formal." Komentarnya dengan singk
dan menumpukan kedua sikunya di sana. "Bukankah deadline nya masih tiga
Aku hanya ga
n menemukan sesuatu, "Apa ini ber
tidak menyangka julukan itu akan bertahan selama 5 tahu
bah suhu air panas di bak mandinya?" Esha terus melancarkan banyak perta
an perkataanku, Esha." Prava
rada di pelukannya. Esha menant
Esha. Dia sedang tidak dalam kondisi baik-baik saja, moodnya
cara dengan aku, tapi yang harus kamu tahu di sini ada aku dan Navarro. Aku pergi dul
lah pembicaraannya dengan suaminya, tentang surat cerai dari ibu mertuanya. Selama itu pula, Pandu terlihat sangat en
kan semua projek yang dia tangani untuk bulan-bulan depan.
an dunianya. Seolah aku sama sekali tidak dianggap dalam hidupnya." Pravara mendengus tajam. "Hampir aku lupa ,ji
an seperti inilah yang dia inginkan. Sayangnya hari demi hari yang dia lewati mulai me
ng Pandu ucap dua minggu lalu. Pernikahan ini sudah rusak sedari awal. Tid
n tidak akan
.
tidak mempunyai napsu untuk makan, dua minggu ini semua jadwal rutin mil
g kendaraannya ada mobil milik seseorang yang sangat dia kenali. Berulang kali wanita itu me
os putih lengan panjang dengan celana bahan hitam yang biasanya dia pakai. Pravara seperti telah mel
datar. "Tanggal 13 hari Selasa, saya selalu pulang cepat," tandasnya dengan rasa tidak
hari ini. Hari yang menurutnya awal dari semua ini. Wanita itu ber
rangkat, saya tidak mau te
kamar dia sendiri. Sedari awal pernikahan mereka telah menentukan batas masing-masing dan saat Pandu meminta pend
r-besaran dengan undangan yang mencapai 2000 orang. Mengusung tema mewah dan ala negara
n bukan dengan seseorang yang dia cintai, tapi di dalam pernikahan itu ada senyum dan taw
menggunakan dress putih selutut yang berbeda setiap tahunnya. Bunga-bunga kecil menghiasi area leher, dada d
biraanya untuk kali ini, dia tidak akan berbohong dia senang jika Pandu telah berbicara dengan dirinya.
e dalam tas hitamnya. Termasuk berkas yang sangat penting, setelah itu bar
gan sunset dari atas kapal pesiar, tetapi saat mobil yang diken
nyamuk. Pertanyaan bodoh seperti kemana mereka akan pergi adalah hal yan
anjang jalan. Pravara akhirnya tahu kemana mereka akan pergi, tetapi ternyata dia sa
tu turun dari mobil dia langsung berjalan dibelakang Pandu dengan langkah besarnya. Meja reservasi mereka tela
lebih 45 menit. Sepanjang makan malam itu hingga semua makanan telah tandas, tidak ada yang membuk
keluarkan dari dalam tasnya dan menempatkannya di atas meja. Semua bekas makan
beningnya yang dipoles cantik menatap suaminya yang sering di juluki Dewa oleh
in, Pravara." Pandu mematikan teleponnya dan menempatkan ponseln
ngerti apa maksud kamu, dan tidak akan pernah paham. Ini sederhana
atakan, Pravara. Semuanya akan run
makanya beliau ingin kita bercerai." Pravara mengumpulkan semua keberaniannya untuk berkata demik
ya, dia terus menatap wajah kecil yang menantangn
uat wajah bingung di
benar sama sekali tidak pernah Pravara pikirka
*