Harga yang Harus Dibayar : Sugar Baby
nya pilihan selain terus mencari pekerjaan baru. Ia tahu, waktu tidak berpihak padanya. Ayahnya masih dirawat di rumah sakit, dan tagihan
ng ia lamar. Dengan penuh harapan, ia bergegas ke sana untuk wawancara. Kafe itu berada di
manajer kafe itu, seorang pria ramah
jawab Arina dengan se
an pengalaman kerja Arina sebelumnya. Namun, senyumnya s
, pekerjaan ini membutuhkan komitmen penuh waktu. Kita sangat sibuk, dan aku butuh seseorang yang bisa
api jadwal itu akan berbenturan dengan kuliahnya. "Pak, saya sangat ingin bekerja d
nya, tidak. Kita benar-benar butuh tenaga full-time. Aku tahu ka
a. "Saya mengerti, Pak. Teri
nya menjanjikan itu akhirnya tidak bisa dia ambil. Rasa putus asa mulai me
-
ncari pekerjaan lain. Setiap tempat yang dia datangi selalu memberikan jawaban yang sam
. Ada sesuatu dalam ekspresi wajah Bu Ratna yang membuat Arina merasa was-was. Biasanya, Bu Rat
bicarakan," kata Bu Ratna dengan na
uduk di sofa berhadapan denga
serius. "Ibu dengar dari teman, ada pekerjaan yang bisa kamu ambil. Pekerja
erjaan itu, dan jika ibunya sudah berbicara langsung seperti ini,
buat Arina merasa nyaman. "Pekerjaannya di dunia malam. Ka
asa mendidih di dalam tubuhn
tu butuh banyak tenaga muda seperti kamu. Gajinya besar, kamu bisa dengan cepat menda
pa yang baru saja didengarnya. "Bu, saya tidak bisa beker
ndapatkan pekerjaan lain, kan? Bagaimana kita bisa membayar semua ini? Bapakmu masih di rumah sakit, dan biaya yang
tapi menjadi wanita malam bukanlah solusi yang bisa dia terima. "Bu, saya
u Ratna mulai berbicara dengan nada yang lebih tinggi, emosinya meluap. "Kamu pikir kamu bisa terus menghindar dari kenyataan
asa terjebak, tak tahu harus berbuat apa. "Tapi Bu... saya
au kita tidak bisa bertahan hidup! Ini bukan hanya tentang kamu, Arina. Ini tentang bapakmu, k
u hal-keluarganya membutuhkan uang, dan mereka tidak bisa terus seperti ini. Tapi, menerima peker
da orang yang bisa dia ajak bicara atau meminta bantuan. Teman-temannya pun, sebagian be
n. Saya akan bekerja keras, apapun itu, tapi jangan memaksa saya untuk
emudah yang kamu pikirkan, Arina. Kadang, kita harus mengorbankan sesuatu untuk b
coba menahan air mata yang sudah hampir tumpa
lau kamu tidak mau bekerja, kita tidak punya uang. Dan kamu tahu apa yang akan terjadi dengan bapakmu kalau kit
idak tahu harus berbuat apa. Semua jalan terasa buntu, d
eluar dari situasi ini. Namun, semakin dia memikirkan masalahnya, semakin dalam rasa putus asanya. Mungkinkah ini akhir dari se
g terasa benar. Pikirannya kembali pada Alvaro, pria yang menawarkan dirinya kehidupan yang lebih mudah. Mungkinkah dia harus
dipenuhi dengan awan gelap yang menghalangi semua harapan. Dia tahu, waktu sema