Harga yang Harus Dibayar : Sugar Baby
ya terus terganggu. Namun, dia mencoba mengesampingkan semua itu dan fokus pada rutinitasnya. Dia masih memilik
afe tempatnya bekerja, suasana terasa berbeda. Rekan-rekannya menatapnya dengan
aya seperti itu?" tanya Arina, berusaha menghila
njang. "Arina, bisa kita b
Budi ke ruang kantor kecil di belakang kafe, mencoba menenangkan diri. Be
ni, tapi kita terpaksa memutuskan kontrak
yang baru saja dia dengar. "Apa? K
ni keputusan dari manajemen pusat. Mereka tidak memberi
alah satu-satunya sumber penghasilannya. Tanpa itu, dia tidak tahu bagai
jaan ini. Saya tidak punya penghasilan lain," Ar
ngin membantumu, tapi keputusan ini sudah final. Aku
meninggalkan kafe itu, membawa barang-barangnya dalam kardus kecil. Langk
saja tampak tidak puas dengan apa pun yang dilakukan Arina. Sejak menikah dengan ayahnya, Bu R
Kenapa baru pulang?" tanya
nang. "Bu, saya baru saja pulang
u ini bagaimana sih? Sudah tahu kita butuh uang un
dan sedih. "Saya tidak tahu kenapa, Bu.
bisa hidup tanpa uang? Bapakmu masih di rumah sakit, dan kita harus membayar biaya r
a tahu, semua yang dikatakan Bu Ratna ada benarnya. Te
, tapi tolong beri saya waktu," pinta A
g menyusahkan. Seharusnya kamu bersyukur aku masih membiayai hidupm
nginkan oleh ibu tirinya. Ayahnya memang mencoba untuk melindungi Arina, tetapi seja
sudah capek-capek membiayai hidupmu. Sekarang saatnya kamu membayar semua itu, te
tinya merasa hancur. "Saya akan
k di rumah ini tanpa hasil apa-apa!" Bu Ratna mengakhiri pemb
ak adil padanya. Tidak ada tempat untuknya mengadu, tidak ada orang yang bisa memberinya pelu
-
tu Be
e berbagai tempat, namun nasib baik sepertinya masih enggan mendekatinya. S
mpo. Belum lagi tagihan rumah sakit yang menumpuk. Arina tahu dia har
rumah dengan langkah gontai. Begitu sampai di rumah, dia mendengar suar
aja bukan karena almarhum ibunya, saya sudah lama mengusi
ejenak, mendenga
lama lagi. Biaya rumah sakit semakin besar, dan dia malah sibuk dengan
u. Dia tahu Bu Ratna tidak menyukainya, tapi mendengar kata
ina masuk ke dalam rumah dengan waja
a tempat, tapi hasilnya belum ada," kata Arina, beru
ta tidak punya banyak waktu, Arina. Kalau kamu terus seperti ini, aku tida
pelan. "Saya akan
carikan untukmu. Dan jangan harap itu akan semudah pekerjaan di kafe. Kamu ha
nunduk.
-
na dan situasi yang sedang dihadapinya. Segala hal terasa sangat menekan
u menawarkan kehidupan yang lebih mudah, sebuah jalan keluar dari segala kesulitan yang dihadapinya sa
da. Apa mungkin dia bisa bertahan dalam situasi ini? Atau akankah