Harga yang Harus Dibayar : Sugar Baby
an membawa nampan berisi minuman keras berkeliling. Di tengah keramaian itu, Alvaro duduk di sudut ruangan dengan pandangan tajam yang mengamati setiap gerak-gerik
gnya berdetak lebih cepat ketika dia menyadari siapa gadis itu-Arina. Gadis yang dulu menolak tawarannya, yang kini bekerja di dunia m
, mendekati sosok Madam Sofia yang dikenal sebagai pengelola gadis-gadis malam di diskotik ini. Madam Sofia adalah wanita paruh
Sofia, suaranya lembut tapi penuh perhitu
mbali kepada Madam Sofia. "Gadis itu," katanya sambil menunjuk k
m penuh arti. "Ah, gadis baru. Harganya tidak murah, Tua
yang penuh kejahatan. "Harga yang pantas," katanya. "Aku
uk setuju. "Baik, Tu
a. Dia mengingat betapa Arina pernah menolaknya mentah-mentah. Namun, sekarang dia memiliki kendal
an yang melayang-layang. Gadis itu benar-benar terlihat tidak pada tempatnya, jauh
egas. "Kamu harus pergi ke kamar hotel nom
ng menyeruak di dadanya. "Tapi... tapi saya tidak
n aku baik-baik, Arina. Ini adalah pekerjaanmu sekarang. Tidak ada
ia hindari. Dengan langkah berat, dia mulai menuju ke arah hotel yang terhubung dengan diskot
seolah-olah ada sesuatu yang mengerikan menantinya di baliknya. Dengan tangan gemetar, dia meraih gagang pintu dan perlah
pada sosok pria yang duduk di atas ranjang. Dia hampir tidak bisa melihat wajahnya karena penc
rina masuk. "Akhirnya kamu datang juga," k
ergelangan tangannya dan menariknya hingga dia jatuh ke atas tubuhnya. Arina t
api suaranya tercekat di tenggorokannya. Ketakutan y
kamu menolak aku, tapi sekarang lihat dirimu. Kamu di
aja menyentuh sesuatu yang keras dan panas. Dia terkejut saat menyadari bahwa itu a
kan?" Arina berbisik panik
ahannya di bawahnya. "Kamu milikku malam ini," desisnya, lalu mulai menciu
terlalu besar. Pria itu meremas payudaranya d
i..." Arina memohon, air ma
ari mulutnya sendiri ketika dia merasakan kenikmatan dari tubuh Arina. Dia meng
sakit yang dia rasakan sangat luar biasa, seolah-olah tubuhnya dicabik-cabik d
untuk menahan rasa sakit yang luar biasa. Tidak ada yang pernah memberitahunya betapa menyakitkan ini
berderit di bawah beban mereka. Setiap dorongan terasa seperti cam
aro yang semakin berat. Pria itu tidak menahan dirinya, seolah-olah dia ingin menghancurkan Arina dari da
a yang penuh nafsu, sambil terus mengguncang tubuh Arina dengan kekuat
Dia merasa dirinya hancur, tidak hanya secara fisik tapi juga emosional. Tubuh
melepaskan dirinya ke dalam tubuh Arina dengan satu dorongan terakhir yang membuat gadis itu menjerit kesak
m di wajahnya. Dia menatap Arina yang tergeletak lemaha Alvaro dengan nada penuh kepuasan. "Dan ini baru
natap kosong ke langit-langit kamar, merasa sepe