icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Satu Atap Dengan Bos

Bab 2 Kenyataan Yang Pahit

Jumlah Kata:1298    |    Dirilis Pada: 04/07/2024

ita me

elah ia dengan halus mengusir Sena dan menyuruhnya pe

an Anjeli di sini, di sebua

ng wajah tenang Ghatan yang terdengar santai mengaj

si perusahaan GP Property. Yang Anjeli tahu pasti, 32 tahunnya dihabiskan untuk menjadi pe

mau dia dididik dengan keras. Tak heran ia tumbuh menjadi orang yang

itu, karena sudah keempat kalinya ia mem

eorang putra mahkota seperti Ghatan ingin mengaj

irik map m

pa? Apa yang

hlah de

ar jika mengetahui wanita yang ingin dinikahi anaknya itu adalah saya." Nada suara Anjeli menurun kala ia tak sengaja

megang luka di keningnya

"Terserah, saya tidak akan menikah dengan anda." Dan saat hendak berdiri untuk

ia menarik napas, menyilangkan kaki dengan kedua ta

mpermainkan saya?" tanya

jeli merasa tidak ada yang spesial dalam dirinya. Meski begitu, A

ang yang punya ba

"Kalau begitu, and

dan sangat seriu

a tidak bisa menikah dengan anda. Saya permisi." Setelah me

tempat ini karena ponsel miliknya ya

Anjeli angkat panggilan tersebut seray

Sementara itu, Ghatan hanya duduk tenang de

tidak-tidak. Ekspresi wajahnya berubah drastis saat mendengar suara tangisa

udah kubilang, ayo menikah." Dia menolehkan kepala, menyorot Anjeli seolah tak ingin lagi mendapat penolakan. "Jika kau setuju, maka utan

"Kau mempermainkan ku mentang-mentang memiliki uang!?" Suara Anj

ini." Ghatan tetap tenang meskipun keadaan semakin memanas, bahkan dia tidak memedulikan tanda bahaya yan

agaimanapun caranya aku aka

Anjeli dapat melunasinya. "Bahkan gaji mu saja tid

tan tajam, kesabar

m ini, kau dan keluarga

Anjeli hanya ingin menyelamatkan harga dirinya, dia tidak bisa diinj

mengacungkan jari tengahnya, Anjeli berkata seraya melenggang pe

*

berlari ke dalam rumah. Namun, kala kakinya baru saja menginjak pekarangan rum

mi sampai harus meni

rani menyentuh ba

mua tidak punya hak untuk

Ia kesulitan berjalan saat matanya dengan jelas menangkap ba

ang-orang berjas hitam agar tidak mengeluarkan barang-barang dari dalam rumah. Namun usaha seolah

"Jangan bersikap kasar seperti ini pada orang tuaku!" bentak Anjeli pada pria berjas hitam

eri. Ia menatap tidak percaya ke arah sang Ibu, lantas menatap Ayah yang tampak menahan segala emosi

ak

t surainya menyalurkan ketenangan kala Anjeli merasa gundah gulana. Kini, tangan penghantar k

pipi. Perlahan ia menoleh ke arah sa

i rumah ini? Mau tinggal di mana kita sekarang, hah!" Bentakanny

u?" Bibirnya bergetar, tatapannya me

gan jujur apa yang kau kat

kulan Ibu, justru ikut membentaknya, memelototinya

njeli. "Apa yang kau katakan pada pak presdir sampai beliau mengusir kita

sekali ia tidak bisa mengabulkan permintaan Ibu yang satu ini. "Bagaim

aku mencari uang untuk menyekolahkan mu!" Dengan ringan Ayah menarik rambut Anjeli hingga terangk

hiks ... s

n Anjeli tertatih-tatih mengejar langkahnya yang besar. Tak menghiraukan t

Anjeli mencoba menjelaskan. "A-aku tidak bisa bekerja jika pak Presdir be

tangan Ayah, berharap tangan k

imu sendiri!" Ayah berhenti melangkah, menatap Anjeli semak

rg

untuk yang kedua kalinya jika seseora

lapor polisi atas

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka