Satu Atap Dengan Bos
dahi berkerut dalam, ia mena
eraya menatap Anjeli. Namun beberapa saat kemudian Ghatan membel
bertele-tele, Anjeli mende
kita tidak bole
hendak Ghatan katakan, bahkan pria itu termenun
enapa respon mu seperti itu?
u pakai baju?" tanya Anjeli dan berhasil mengeluarkan Ghatan dari kamarnya, tetapi ketika Anjeli sudah menutup pintu ia membukanya kembali.
ar pada pintu dan memegangi dadanya.
Tok.
memakai baju?" tanya
da baru keluar beberapa detik y
aku tidak pu
intu dengan lebar, Anjeli tidak ingin pria ini masuk kembali ke kamarnya. Dan ternyata, selam
di luar saja,
uju ruang tengah, duduk di s
langsung mengatakan peraturan yang harus kau patuhi
lutnya karena dia ham
rsama. Artinya kita tidur pisah ranjang, tidak di kamar yang sama." Ia mulai mengatakan aturan pertama. "Kedua, kau tidak berhak mengat
g pandang be
ud
kau harus bekerja
katakan membuat Anjeli sedi
i berhasil membuat Anjeli menelan ludahnya sendiri. "Mulai minggu depan kau bekerja di perusahaan ku, anak peru
kan dari kantor utama, justru wanita itu tertawa hambar. "Apa
wabnya seraya
. Karena Ghatan hanya meliriknya lalu mengabaikannya setelah menyeruput teh,
di sini hanya aku y
am, menatap Gh
tak a
an Anjeli yang ingin mendapatkan ke
nya, Anjeli dongkol juga. "Jika aku melanggar aturan itu
e belakang dan melihat Anjeli melalui eko
*
pernik
erasa seperti itu, pernikahan di atas materai yang disetujui orang tuanya tanpa sepengetahuan Anjeli. Awalnya Anjeli merasa k
agi untuknya adalah hari perni
hari yang paling tak diinginkan. Dada Anjeli benar-benar kosong, ia
ng cukup sederhana. Bahkan, orang tua Ghatan yaitu Gama tidak datang ke perni
i membayangkan bagaimana seandainya ini ad
bari memegangi dadanya yang berdetak normal. "Apa ini meman
kenapa pula pria itu ingin membantu untuk membayar semua utang tetapi dengan bayaran berupa pernikahan?" P
u sudah
Di sana Ghatan berdiri dengan setelan jas berwarna puti
aku haru
berdiri perlahan menunjukkan
alihkan pandangan dari dirinya. Dan pergi lebih dul
erutu Anjeli melihat Ghatan meninggalkannya. "Tapi seti
ng ingin menyembunyikan pernikahan ini seperti syarat yang diberikannya seminggu yang lalu. Dan yang lebih
pak murung setelah pernikahan
ski begitu Anjeli tidak terlalu keberatan, walau segala at
ya Ghatan. Tampaknya pria it
n yang cantik, make up dihapus bersih, dan sekarang stat
pulang," ujar
, selama pernikahan berlangsung Ghatan tidak menatap atau mengaj
n memberinya tembok yang tinggi, pernikahan saja sepertinya tidak cuk
atan langsung keluar dan m
ia itu benar-benar ditelan pintu. "Kau tega menin
ikahan ini serius?" temb
gungnya menghilang ditelan pintu. Rasanya sesak, p
dianggap seba
lama
g wanita ke rumah semakin membuat Anjeli ber
yanya begitu melihat An
" jawabnya. "Abaikan saja, kau bebas melakukan segalany
apu tubuh Anjeli dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Sepertin
hatan memanggil wanita
elum dia melangkah menemui Ghatan, Anindya menatap Anjeli sej
palan tangan itu dan tersenyum miring. "Jangan lup
a sudah di ujung tanduk. Untuk apa terus di sini jika hanya merasa terk
saja, padahal Anjeli tidak ingin mengelua
g juga. "Memangnya aku robot yang tak
menariknya dengan kasar. Pria itu datang dengan raut wajah
hh.
u memegangi kedua pe tangan Anjeli. "