Cinta Sendal Jepit
u reunian, malah ngilang seminggu lebih." ta
udah senggang kuceritain deh." uca
usan nasi, katanya bungkusan tersebut dari seorang laki-laki. "Mbak Amara, ini ada tit
ave deh, siapa lagi coba yang mengirimik
ndphone, tanpa berfikir panjang kucari kontak bernama Dave lalu memanggilnya. Namun nomornya tidak akti
HATI
r. Selain akses keluar dari kampung yang teramat jauh, air PAM pun belum masuk. Masyarakat sekitar hanya m
nggiran sungai. Kalau bukan karena persediaan air di rumah hampir habis, mungkin aku sudah berbali
tnya aku, ternyata sosok itu perempuan tengah duduk seorang di
n pun meracau kemana-mana. Bagaimana jika sosok tersebut adalah penunggu tempa
apa demit? Pikiranku
ya pada sosok tersebut, "Mbak,
gkat dan aku tidak ta
paknya dia habis mengalami musibah motornya terjun bebas ke sungai. Sebenarnya aku ingin segera membantu
u siapa?"
Agung,
rupanya dia berjalan tanpa alas kaki. Kukeluarkan dur
.. Pri
isidang di hadapan warga. Saat itu baru kutahu namanya Amara,
malam ini juga, dia berteriak histeris. Kasihan seka
pana dibuatnya, gadis ini cantik, bulu matanya lentik, hidungnya mancung, kulitnya putih bersih, alisnya b
arnya malam ini juga?" ujar penghulu yang
, siapa sih yang menolak gadis sempurna seperti dia. Bulu mata lentik,
kan menjadi nyata. Walaupun aku mengikatnya hanya dengan sep
gitu sampai di rumah, aku yang terbiasa tidur sendiri kini har
cuma sandiwara. Kamu jangan
k boleh tidur di ranjang itu
Aku memang suaminya, tetapi aku tidak akan mengambil ses
, enggan aku berbalik. Karena dari pergerakannya je
-gedor pintu kamar. Sontak aku terperanjat, lalu segera bangkit dan menoleh pada gadis itu, m
Mbok yang tengah memasak di depa
arah!" seruku seraya menyentuh pun
ni belum bangun. Perempuan kok malas-malasan!" beliau berbal
dan Amara sebelum di giring ke balai desa tadi malam. Tepat seperti perkiraanku, si Mbok pasti menganggap pernikaha
*
angunkannya. Biarlah, kunci yang kujadikan alasan. Ia memeriksa kantong celana jeans-nya, tetapi tidak menemukannya. Wajahnya pun tertekuk sempurna. Ingin rasanya
Aku benar-benar tidak tahan melihatnya. Ingin kur
*
dengan cara apa agar masih bisa melihatnya lagi. Jujur aku jatuh cinta, tapi s
itu yang berani aku ucapkan agar pertemuan kami masih berlanjut, atau setidaknya a
melihat dia diperlakukan layaknya orang terbuang. Ingin rasan
dak peduli padanya. Aku justru menahan diri agar tetap berpikir waras untuk tidak menar
ak pulang ke kampung. Mungkin sebaiknya aku mencari tempat tinggal saja
mungkin tangisnya sudah reda. Namun tangis itu benar sudah reda,
tangan wanitaku. Bak api yang menyala-nyala dada ini te
rsamanya. Lupakah dia akan keberadaanku. Kubun
an di depan rumah bertuliskan deng
mah tersebut. Tetapi Amara tidak terlihat. Sekarang aku yakin ia meneta