Dilema Sang Sekretaris
semangat, ia dan Grace turun dari mobil bersamaan. Setelah mengunci kendaraannya sec
da. Saat pintu apartemen terbuka, mereka disambut oleh
Mario dengan cermat mencuc
TV beralaskan karpet bulu, dan m
galkan balita itu bersama Mario. Dia memanfaatkan
kan hal lain. Setelah mengganti pakaian formalnya dengan dress al
an melihat ada bahan makanan
dapur. "Saya lupa mengingatkan Anda kalau
rbelanja sebentar atau besok pulang kerja," sahutnya. Lalu ia bertanya apa yang Elly makan tadi
mesan makan dari luar. Grace me
Elly memesan makanan atau lainnya. Grace tidak membiarkan wanita
ly seraya mengelap botol susu
memasak satu menu," jawab Grace sambil melihat pada Elly. "
i sana. Sesekali, ia tersenyum ketika pendengarannya men
h menuju pintu dapur dan berdiri disana. "Rio...!" pang
juga dengan nada
hetti...?!" seru
jawab
memasak dua porsi spaghetti untuk dirinya dan Mario saja, sebab
a Grace tidak mengizinkan. Ponakannya itu han
berl
beberapa menit lagi, makanan tersebut siap disa
ice cream di sana. Langsung saja Gra
menjilat ice cream tersebut dan sangat menikmati sens
a-tiba membuat Grace tersentak k
!" kesalnya sambil menjilat bibir yan
a, tidak ada yang mengagetk
kedua matanya. "Sebentar lagi selesai.
cream yang belum habis di tangan Grace. "Aku mau, boleh ber
i Mario dan beralih melirik
gguk. "Seper
k, Rio," dengus Grace karena menu
n mengulum ice cream itu tanpa permis
n suara pelan, serta wajah y
iri, namun ia kalah cepat dari Mario sebab pria
mat karena bibir kenyalnya langsung dikulum penuh oleh Mar
enyentuh dada bidang Mario lalu mendorong, n
alah satu pergelangan tangannya sambil memp
ak tersebut, membiarkan deru nafasnya menerpa
dua mata sembari menggigit bibir serta dadanya yang t
ce melempar pertanyaan tersebut kepada Mario, memandan
tap serius pada Grace. Kali ini bukan gurauan yang ia sampa
ertama kali di antara mereka terjadi beberapa wa
a mencium wanita itu. Grace mengatakan jika ia menjadikan wanita itu sebag
hadap keyakinan sendiri bahwa ia sudah melupakan Clarissa. Sebab, buktinya ia masih me
ya ini. Sosok Grace yang dingin kepadanya sukses mengusik relung ha
h digapai, walaupun wanita itu tah
kan dengan mudah. Namun tidak dengan Grace. Hal itulah yang membuat Mario
ran di dada. Grace dilema antara mengikuti naluri alamiahnya yang mengakui ketampanan sosok
apalagi sampai melakukan kesalahan dalam tugasnya. Grace dapat pastikan bahwa orang yan
mafia kejam bagi Gra
kita, Grace. Bibir kenyal mu terus meng
ewarasannya. Grace kembali mencoba mendorong dada bidang Mario hendak m
sa melupakannya. Apakah teb
akan pria itu memang benar. Gra
mbahasnya lagi," kata Grace. Suaranya terdengar pelan dan
nglah, jangan kacaukan semuanya. Dan sebaiknya k
mengganggu pekerjaanmu, hm? Bukankah selama ini ter
susah payah. Semakin memandang lekat wajah
perti ini. Sudahlah, Rio,
berg
paskan diri dari Mario. Namun pria itu enggan mel
pekerjaanmu, Grace. Mengapa sekarang kau meminta kita
apat menjawab
pertanyaannya, sebab pada kenyataannya ia tidak pernah menggan
lirik pada ice cream di tangannya yan
nita itu tersentak kaget oleh rasa dingin dari lelehan ice cream yang menetes di atas
ik buang-buang maka
ilat sisa ice cream tersebut. Mau tidak mau, Grace menuruti kei
rio merendahkan wajahnya dan menjilat lelehan ice cream di dada wanita, me
mengangkat wajahnya, melih
lalu mendekat, menjulurkan lidah h
mppt
n bibirnya dikulum olehnya. Terbawa suasana, detik berikutnya Grace memb
an intim. Grace memasrahkan diri dan membia
di antara mereka. Suasana romantis tercipta di antara keduanya, di dalam dapur itu yang
gan penuh gairah. Grace merasakan sensasi yang mengalir melalui tubuhn
sa tubuh yang penuh makna. Mario memeluk pinggang Grace, menariknya lebih dekat, sement
eka. Mereka tenggelam dalam keindahan ciuman yang penuh hasrat dan cint
*