Dilema Sang Sekretaris
ace
ontak mengangkat pandangan dan menoleh melihat pada so
anggilnya tadi adalah
n," sahu
ke Angelic Global," kat
xel mengerti. "Dia tidak mau menggantikan ku k
angguk pasrah. Memangnya apa yang bisa
tu. Memangnya, Grace punya hak apa sehi
bil mengulas senyum
membalas sebagaimana seharusnya. "Bersiaplah
mpat bertanya apakah pria itu membutuhkan sesuatu at
bentar pada cermin kecil yang disimpan di dalam handbag-nya.
temu Mario, tetapi karena dia akan keluar kant
diri sendiri, karena tiba-tiba dia harus men
tidak jelas!" ger
rjanya. Tidak lupa, Grace menonaktifkan komputernya. L
meja serta menyambar sebuah berkas ya
l di sana, Grace pun membawa langkah meninggal
Tok
uk daun pintu tersebut beberapa kali. Ia menunggu perinta
yang dirancang khusus di dekat pintu sehingga Grace dapa
Dia seperti sedang menyiapkan mentalnya sebelum bert
masuki ruangan yang luas dan mewah itu. Tidak lupa, Grace menutup pin
Apakah Anda tidak memikirkan bagaimana pekerjaan yang saya tingga
habis ganti baju. Sebab di tangan pria itu te
tuk mewakilinya?" tanya Mario terdengar santai, seol
ng menemani Anda? Bukankah bisa saja Anda
dian, Mario mengedikkan bahu lalu melanjutkan. "Karena kau adalah sekretaris Axel. Jadi ka
a yang dikatakan oleh M
Grace ber
i. Kemudian Mario melangkah ke arah Grace dan
asangkan untukk
a Mario. "Anda punya tangan kan? Bisa dipasang sendiri, kenapa An
tuku adalah Ibuku dan adikku. Mereka tidak ada di sini. Yang ada hanya kau seorang. Tol
Dengan wajah cemberut serta bibir mengerucut, Grace melingkarkan dasi tersebut
mastikan kedua sisi tidak kusut lagi. Sedangkan Mario te
"Tapi galak," lanjutn
!" tegur Grace saat memergoki Mario me
k kaget. "Karena kamu
e
an menengadahkan
sehingga membuat Grace seketika membela
kemudian setelah wanita itu sel
esal pada pria itu. Kemudian ia mendengus k
kali mata And
, biasa saja," sahut Mario, dan lagi-lagi membuat
mbil ponsel dan kunci mobil di ata
sekarang, takut ter
melangkah bersama menuju lift eksklusif di sana. Mereka turun ke lantai dasar. Sete
gsung naik kendaraan di depan lobby dan tak berselang lama, mo
milik Angelic Global. Mobil mereka berhenti di depan lobby yang luas.
ahaan tersebut. Kemudian mereka dipersilahkan menuju lift kh
g tengah duduk di kursi masing-masing. "Maaf, kami sedikit
at sama sekali. Mari, silahkan duduk," kata se
i oleh seorang wanita. Dia adalah CEO da
itu dan ternyata Jessie te
Grace lekas mengambil posisi
n dimulai dan berlangsung hi
•
anggota mulai meninggalkan ruangan, dan perlahan ruangan pun
berbincang ringan dengan rekan bisnisnya. Sebelumnya, Grace telah me
wastafel yang tersedia. Setelah selesai, ia mengambil
dan melangkah keluar menuju lorong yang sepi, bermaksud kembal
ak seseorang yang ingin m
a sosok yang baru saja memanggilnya dengan nada yang agak kurang sopan menurut Grace. Nam
usahaan ini. Dengan langkah mantap, Jes
ya bantu?" tanya
mengganti Axel dari rapat hari ini? Atau jangan-jangan kamu yan
kretaris. Saya tidak memiliki wewenang untuk melarang a
engan gerakan cepat, seolah-olah apa yang di
emuan pertama kita, dan aku melihat dengan mata kepa
larang Tuan Axel datang ke sini? Mengapa Anda tidak mempertimbangkan bahwa mungkin Tuan Axel memang engg
e. "Kurang ajar!" serunya sambil melaya
l
an kesabaran setipis tisu, Grace membalikkan di
l
ngga wajah Jessie tidak hanya terpaling, tetapi wanit
u
dengan menghantam bahu Jessie menggunakan tas yang a
, Mario melangkah lebar samb
, huh?!" seru Mario setelah meli
ace pada wanita yang merupakan mantan kekasih at
eorang CEO di perusahaan ini, dia tidak s
pertama dia melihat sikap tegas dan pemberani dari Grac
ga pemberani dan tidak seg
rio dalam hati. Ia men
sie. Mereka langsung turun ke lantai dasar dan menuju ke lobby. Kemudia
ementara kendaraan tersebut masih berada di
ta Mario pada Grace samb
t pipinya yang memerah akibat tamparan Jessie tadi, dia menggumam, "Merah. N
. Paling sebentar lagi akan hilang.
tinya secara tidak langsung kau memintaku untuk mencium p
ng. "Anda ini bicara apa, sih?!
ja bagaimana? Supaya merahnya hilang. Mau,
l
itu ia mulai gugup setengah mati. Dan pada saat yang bersa
*