Bodyguard Seksi
ina ramah. Nyatanya, dia tak menginginkan ada hubungan dengan Aldo, apalagi ka
tante, ya." Mami Aldo melirik jam yang melingkar di pergelang
Ashalina meraih tas dari atas nakas, bu
n anaknya, yang begitu menginginkan sang gadis. Walau sebenarnya keluarga Aldo sangat mementingkan bib
, malah ditahan juga sama maminya Aldo. Berkali-kali dia menghempas na
" Ashalina mencoba m
an, telat datang ke
an itu banyak yang bakalan dilakuin, kamu malah cari gara-gara!" Asha
alan tergopoh-gopoh menghampiri Ashalina. Lalu,
a orang biasa, aku ingin lulus kuliah dengan nilai bagus dan bisa mendapat pekerja
etelah lulus kuliah, maka kamu tak perlu
, aku tak akan pernah mau men
ya Aldo. Matanya memerah,
belum cukup untuk alasan?" Me
istirahat!" Gantian sekarang Aldo yang membentak Ashalina. Akan
berjingkrak-jingkrak. Para perawat dan dokter yang berpapasan d
*
ratusan karyawan. Namun, setelah Kato-ayah Ashalina ditipu oleh temannya sendiri, akhirnya perusahaan yang dia bangun sejak sebe
elapan tahun. Sementara Saira istrinya hanya sebagai ibu rumah tangga yang tak punya penghasilan. Maka dari itu, Kato ingin sekali melihat Ashalina menjadi orang sukses. Ingin mengubah kehidupan mereka. Dengan kepintaran Ashali
*
rtas itu sedikit lagi akan terlepas, Ashalina mendekat lalu menempelkan kembali. Matanya berhenti tepat di tul
Lalu dia mencatat nomor WA yang tertera d
melangkah pergi, menunggu angkot yang sebentar lagi akan tiba. Tak lama angkot pun datang, di saat
a mobil yang bener,"
ar karena dia sedang asyik berbicara dengan klien melalui e
ik nggak
mimik wajah kesalnya. "Awas, ya, pe
ya nggak denger. Lagian, jangan sekali-kali membuat ma
*
girim pendaftaran pada juri kapoeira , dia membuka google untuk mencari gerakan-gerakan yang mungkin terlupakan. Maklum, sudah lumayan lama Ashalina tidak berlatih gerakan cara merobohkan lawan seperti menari a
membanjiri wajah serta tubuh langsingnya. Kemudian dia tidur,
mengabari cowok tengil itu?" tanya Ashalina pada dirinya
! T
enghampiri Ashalina. Pria yang tak dikenali itu mengusap wajah Ashalina dengan lembut, kemudian mengeluarkan sebuah sapu tangan. Pria itu hanya diam, tak berbicara satu patah kata pun, tetapi tangannya terus mengelap pipi mulus s
e kampus!" teriak Saira sembari m
tempat tidur, diliriknya jam di dinding,
halina buru-buru mel
h joget-joget seperti biduan," ejek Saira,