My Special CEO
menangis terlalu lama semalam. Akibatnya pagi ini, ma
itu. Terasa lebih hangat, "Sebentar bibi ambilkan t
sambil membawa termometer. Setelah memeriksa
i ini ya..." Cheva mengangguk. Bi Inah benar. Sebaiknya ia tidak ke k
buatkan bubur, Bi
keluar dari kamarnya, Cheva meraih ponsel ya
mbil menimbang ponselnya yang menampilkan nama De
mengirimkannya pada Devan. Ia menunggu balasan dari l
an's ca
u mau ngomong apaaaaa..." ucap Cheva bingung. Ia kemudia
sak
k badan, Sir..." tak ada
rena kejadi
ali membahas hal itu, "Oh, ehm... Tidak, Sir. Ini..
rumahmu!" Che
ir? K... Kena
nmu. Dan kita harus bicara,
da tidak perli kemari. Saya akan berangkat ke kan
n memakai pakaian kerjanya. Ia mengaplikasika
" ucapnya
gegas turun menuju
i ini?" tanya Bi Inah yang bingung mel
a kerjakan, Bi. Ch
yang tidak dijawab oleh Cheva. Gadis
*
." sapa Amdan. Cheva terse
Cheva masuk dulu ya?" Amdan mengangguk. Ia meras
gsung menyalakan komputernya sambil m
ucapan Cheva, Devan tiba-tiba keluar dari ruangannya, "Astaga, Sir! An
llineava!" Cheva menunduk, menghin
Apakah anda membutuhkan sesua
engeceknya lalu menambahkan ke laporan yang kita susun kemarin. Jika
kembali masuk ke ruangannya. C
a email di komputernya dan mengakse
ang ia susun semalam bersama Devan kemudian mengopy semua file yang ada d
ya tidak ada yang cacat, Cheva kemudian beranjak hendak menuju ruangan Devan. T
um sarapan tadi ya..." gumam Cheva. Ia mencoba
ia tidak apa-apa. Ia langsung melanju
enekan handle pintu setel
va berjalan mendek
sudah fix, Sir. Mohon di
a." Chevapun meletakk
i, Sir..." C
ngkah Cheva. Ia kemudian beranjak
, sa
dari tubuh Cheva. Gadis itu hampir pingsan. Ia sudah berusaha
tubuh Cheva ambruk. Beruntung Devan cepat menyambutnya
tidak perlu ke kantor!!!" ucapnya sambil mengangkat tubuh Cheva l
ev. Ad
n dokter perusahaan k
Dev. Apakah Cheva
u Cheva yang sekarang pin
sana." Devan menyimp
itu sedikit meningkat suhunya. Apakah kej
a bergerak. Seperti
Ia membantunya untuk duduk, "Minumlah dulu..."
ghampiri Cheva yang sedang terduduk, "Are you okay, V
ubungi dokter?"
sebentar lag
ak
tuh sesuatu?" C
dokter. Aku tidak apa-ap
ng mengetuk pint
van pada laki-laki dengan seragam
a melangkah keluar
Cheva, Mahesa kemu
a keadaan
ikit terlambat makan..." Devan mengangguk, "Aku sudah
ou, Dok..." Ma
Mahesa keluar d
va yang terbaring lemah dengan infus di tang
ir
enatap Cheva, "Jadi karena ini
Sir?" tanya
an adalah kelaparan begitu
angat terasa lapar. Mungkin karena energinya banyak terbuang lewat air matanya. Nam
Devan, "Apa karena kejadian semalam?" Devan melihat Cheva
ingin ia katakan? Apakah ia harus mengatakan bahwa ya memang be
dak ingin menatap Devan, "Aku tahu pasti banyak sekali yang ingin kau katakan bukan?"
Cheva men
a keberanianku untuk membicarakan hal ini padamu. Maka, dengarkan aku baik-baik. Aku tidak akan me
eva. Ia tidak pernah merasa segugup ini, bahkan ti
itu melukai perasaanmu. Sekali lagi, maafkan aku..." Devan menatap Cheva lalu menggenggam tangannya, "Alineava, seharusnya aku mengataka
a Devan akan mengatakan hal seperti itu, "Aku tidak bisa mengontrol diriku. Kau mung
sejenak. Ia
why me
jika bukan kau. Aku hanya tahu, jika aku menginginkan dirimu. Itu saja." Devan mengeratkan ge
. Saya... Saya mer
va menatap tangannya yang
, sa
heva terdiam. Tapi Devan justru merasa sedikit bersalah. Sepert
a anda memin
memberatkanmu dengan apa yang aku ungkapkan. Kau tidak perlu menjawabnya. Cukup kau tahu bagaimana perasaanku p
g aku katakan tadi. Aku akan minta Pak Ilham membuatkanmu mak
va menahan t
butuhkan
" jawab Cheva dengan mantap. D
u mengat
enyukai anda, Sir...
Devan merekah bahagia. Ia kemudian refleks me
idak tahu apakah keputusannya ini benar atau tidak. Tapi yang pasti, saat ini Cheva bi
*