My Special CEO
ertemu orang lain. Karena itu, ia memilih untuk pulang ke rumah setelah memastikan kondisi kantor sudah benar-benar kosong. Beruntung kemar
an menuju ke ruang makan. Inah sudah m
iring roti dan segelas susu coklat. Cheva menyantapnya
sedang tidak semangat..." I
buatkan air jahe?"
p Inah sambil tersenyum. Inah menghela nafas. Baiklah, mu
i percaya..."
" Cheva mengedar
ekali tadi keluar u
anggukkan
erangkat dulu ya,
n menuju gedung utama ED Technology. Setelah sampa
aja keluar dari pintu lift. Kondisi di lantai 18 sedikit berbeda, "Perken
Cheva. Anda memang khusus ditem
sky meminta saya un
e. Terima kasi
Cheva..." Amdan me
nya, apakah hal itu karena kejadian kemarin? Bukankah Liem adalah sahabat Devan. Lalu, jika Devan meminta ruangan ini
Devan tiba-tiba muncul. Seperti
ri. Ia seketika lupa dengan perlakuann
Sepertinya laki-laki itu bahkan tid
an yang menghilan
Cheva. Ia mengusap wajahnya, "Sepertinya aku harus memint
mutuskan untuk berbicar
k ke ruangan Devan setelah m
sambil terus menatap lu
ehm... meminta maaf..."
*
. Sejak tadi, Devan bahkan sudah gugup saat melihat Cheva berjalan m
?" Devan mencob
elakukan itu. Saya... saya tidak tahu apa yang membuat saya berlaku bodoh seperti itu." Dev
mbali bekerja." ja
!" Cheva kembali berbalik membuat Devan sedikit kikuk karena takut ketahua
Jika aku tidak ada, kau ada yang mengawasi."
a melihat raut sumringah di wajah C
yang ia simpan di lemari meja kerjanya dan mem
menarik..."
ini dengan seorang wanita. Biasanya ia hanya sedikit memberi perhatian
Media hanya tahu, Devan saat ini sedang bertunangan dengan mantan sekretaris
elihat ke arah Cheva yang juga sedang meletakkan gagang telpo
Y
Ms. Fiona di saluran 7
a telpon dari dia untuk ke depannya, k
" Devan menut
i tidak bisa menolerirnya. Hubungannya dan Fiona sudah berakhir. Sejauh ini ia sama sekali tidak pernah menjawab telpo
an, Devan selalu mengatakan untuk tidak pernah menggunakan kantor demi urusan pribadi
rusaha untuk merubah dirinya menjadi laki-laki yang perhatian. Namun, ia tida
manfaatkan kepopularitasannya atau bahkan hanya sekedar menjadi pelampiasan nafsunya. Namun semua it
uda terkaya dan tersukses di Indonesia
anita yang ia kumpulkan melalui detektif pribadinya. Data yang sudah selama satu minggu ini ia kumpul
dalah Cheva, sek
anita yang entah kenapa justru membuat Devan bertingkah tidak karuan saat men
ah Cheva yang sedang seriu
"Tidak. Aku tidak boleh seperti ini. Aku bukan tipe orang penyabar kan? Aku akan pa
menuju wastafel di kamar mandi dan membasuh wajahnya
*