Misi 27 Hari Yura
dupan kita. Kita juga tak bisa memilih masalah seperti apa yang
. Menghadapi masalah itu dan berusaha mencari
masalah itu, seperti tikus kecil ketakut
n
ang kedua karena melarikan dir
buru dan ketakutan, aku lebih senang menyebutnya seperti seekor tiku
----
gan bersama Langit, aku termasuk orang yang payah. Entahlah, mungkin aku yang
kembali melintas dalam be
aaa," tegur Mama sambal menepuk pundakku. Menyadar
nyum hambar, berusaha menyemb
meneguk sedikit air putih dari gelasnya.
Ma. Lagi capek aja," elakku dan k
g sedari tadi diam mulai buka suara. Semoga saja
," sahutku sambal meraih gela
an Langit, kapan dia
membahas soal langit. Pertanyaa
engatakan yang sejujurnya sekarang? Bagaimana aku menjelaskan
sayang?" tanya Mam
, Ma. Ngga
ma-lama," ujar Papa lagi s
-buru?" Aku mencoba sebisa mungkin untuk mengelak pembahasan yang seperti i
dewasa. Usia kamu hampir 27, Yura Anindita. Mau nunggu sampai
rlalu banyak membuang waktu dengan pacaran beg
tnya. Tapi aku sama Langit ... ," k
erjanji akan menikahiku saat hubungan ini berjalan satu tahun.
u benci sekali dengan orang yang ingkar janji. Papa pasti
ap?" Papa terlihat sangat penasara
yaan Papa barusan. Haruskah aku jujur sekarang? Atau lebih baik aku merahas
u tak berani menatap kedua pasang mata yang se
tara kamu sama Langit?" tanya Papa sekal
, "Aku sama Langit, udah selesai Ma, Pa," jawabku dengan perasaan gugup namun se
pala. Diamnya Papa, adalah tanda kalau dia benar-benar sedang kece
kalau Langit adalah yang terbaik, hingga p
, Mamalah yang menaruh harapan paling besar pada Langit untuk segera menikahiku. Tapi pad
Yura
*
-barang yang harus aku bawa keluar dari kantor. Jujur
tuk meninggalkan semua kenangan itu. Tapi yang terjadi
a dan Mama kemarin malam su
turut membantuku mengemasi ruangan kantor yang harus
g, "Mama sama Papa udah t
sama Langit itu udah selesai. Udah bubar." Indy tampak bersemangat sekali menanggapi ucapan
mennya. Katanya, mereka nggak mau aku salah pilih lagi,"
ayang sama kamu, Ra. Yakin deh, pili
odohin. Ini bukan zaman
mu coba buat jalanin. Siapa tahu salah satu anak dari t
i ... dijodohin? Hal seperti itu bahkan tak pernah terlinta
nya Indy sembari memegang pundakku dengan wa
? Itu nggak akan mengubah keputusan aku. Lagian pengajuan resign aku udah di acc kok sama
erkan impian kamu dari lama. Saya
nyerah. Tapi apa dia lupa betapa batunya sahabatnya ini? Aku tak akan semudah
, aku mengejar impian aku yang lainnya, Ndy," sahutku sambil tersenyum ring
r Yura Anindita kali ini?" tany
ku santai sambil berjalan keluar ruangan dengan me
gitu deh," celoteh Indy dan ki
a merahasiakannya karena bagiku, soal impian yang belu
g, berkulit sawo matang, dengan pakaian rapi kini b
dia harus mu
*