Rahasia Hati Sang Pewaris
adi malam di kamar suitenya. Siti tersenyum meringis. Tadi mereka juga
kesalahan dan menyuruh Siti untuk meminta maaf. Siti terperangah. Bos?!? Bos yang ditungg
embungkuk. Hipoglikeminya juga pergi. Ia sudah bi
oleh barisan staf wanita yang berseru keg
angkat kepalanya dan melihat sapu tangan di tangan bos besar. Ia menatap ke arah mata bos besar yang pernah ia sajika
ibir Siti. Menyapu bubuk tipis yang menempel di sekitar bibirnya. Suara histeris barisa
ya. Mukanya memerah. Telinganya memerah. Ia merasa sangat memalukan. Tetapi pria itu hanya
menempel di sana. Ia makin tersenyum yang senyumannya
otel bercampur panas dan dingin. Suasana penyambutan bos besar yan
Ia tampak puas dengan pesan yang masuk dan melanjutka
iri deretan staf wanita. Dion kembali menghampiri Siti dan mengingatkan untuk membersihkan
ga ratus panggilan tidak terjawab dan lima puluh pesan masuk. Ia mengerjap matanya perla
ah tidur dari malam hingga ke siang hingga masuk malam lagi
i bel terdengar tidak sabaran. Siti meninggalkan dapur dan menuju
nya selesai, ia duduk menghadap televisi yang menyiarkan acara megah peresmian hotel caba
gilan dan mulai membaca pesan masuk. Tidak ada satupun yang menanyakan kesehatannya. Mereka hanya perlu jawaban atas dokume
yang memperlihatkan beberapa orang diwawancara. Hingga kamera bergoyang berpindah arah ke kumpulan berjas hita
p Reza Managung. Ia masuk dan berdiri di tengah-tengah pejabat hotel yang sedang duduk di sofa yang mengelilingi sudut ruang
Rudi memulai pembicaraan dengan tawa terkekeh. Ia memuji Siti dengan sangat ba
ongan gaji." Rudi yang sibuk berbicara tadi terdiam dan menatap ke arah bos
Ia tidak mau mendengar apapun dari manager hotel itu. Ia lalu mengib
dimintai direktur. Direktur tampak tidak senang dengan sikap Rudi dan berdehem mengingatka
keluar. Reza melirik kepergian gadis itu dengan se
anjak sama sekali. Dalam seminggu ini bunyi bel tidak berhenti. Ia tidak berniat membuka dan sekali pergi keluar hendak ke supermarket,
a itu, ia tertawa seakan mendapat jackpot. Semua benda berisi makanan dan
ik pintu ia melihat Siska dan Yunda bersama dua teman lain
adalah teman sejawat di ruang manajemen hotel. Dua lainnya staf divisi lain
eris dari arah televisi. Ia membawakan empat gelas teh dan dua kotak cemilan. Teta