icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Rahasia Hati Sang Pewaris

Bab 3 Perlakuan Istimewa untuk Siti

Jumlah Kata:1008    |    Dirilis Pada: 03/05/2024

adi malam di kamar suitenya. Siti tersenyum meringis. Tadi mereka juga

kesalahan dan menyuruh Siti untuk meminta maaf. Siti terperangah. Bos?!? Bos yang ditungg

embungkuk. Hipoglikeminya juga pergi. Ia sudah bi

oleh barisan staf wanita yang berseru keg

angkat kepalanya dan melihat sapu tangan di tangan bos besar. Ia menatap ke arah mata bos besar yang pernah ia sajika

ibir Siti. Menyapu bubuk tipis yang menempel di sekitar bibirnya. Suara histeris barisa

ya. Mukanya memerah. Telinganya memerah. Ia merasa sangat memalukan. Tetapi pria itu hanya

menempel di sana. Ia makin tersenyum yang senyumannya

otel bercampur panas dan dingin. Suasana penyambutan bos besar yan

Ia tampak puas dengan pesan yang masuk dan melanjutka

iri deretan staf wanita. Dion kembali menghampiri Siti dan mengingatkan untuk membersihkan

ga ratus panggilan tidak terjawab dan lima puluh pesan masuk. Ia mengerjap matanya perla

ah tidur dari malam hingga ke siang hingga masuk malam lagi

i bel terdengar tidak sabaran. Siti meninggalkan dapur dan menuju

nya selesai, ia duduk menghadap televisi yang menyiarkan acara megah peresmian hotel caba

gilan dan mulai membaca pesan masuk. Tidak ada satupun yang menanyakan kesehatannya. Mereka hanya perlu jawaban atas dokume

yang memperlihatkan beberapa orang diwawancara. Hingga kamera bergoyang berpindah arah ke kumpulan berjas hita

p Reza Managung. Ia masuk dan berdiri di tengah-tengah pejabat hotel yang sedang duduk di sofa yang mengelilingi sudut ruang

Rudi memulai pembicaraan dengan tawa terkekeh. Ia memuji Siti dengan sangat ba

ongan gaji." Rudi yang sibuk berbicara tadi terdiam dan menatap ke arah bos

Ia tidak mau mendengar apapun dari manager hotel itu. Ia lalu mengib

dimintai direktur. Direktur tampak tidak senang dengan sikap Rudi dan berdehem mengingatka

keluar. Reza melirik kepergian gadis itu dengan se

anjak sama sekali. Dalam seminggu ini bunyi bel tidak berhenti. Ia tidak berniat membuka dan sekali pergi keluar hendak ke supermarket,

a itu, ia tertawa seakan mendapat jackpot. Semua benda berisi makanan dan

ik pintu ia melihat Siska dan Yunda bersama dua teman lain

adalah teman sejawat di ruang manajemen hotel. Dua lainnya staf divisi lain

eris dari arah televisi. Ia membawakan empat gelas teh dan dua kotak cemilan. Teta

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka