Rahasia Hati Sang Pewaris
mencicipi sedikit makanan lalu berhenti, dan meraih gelas berisi anggur non-alk
ri di sisi kiri bawah panggung. Siti berbicara dengan salah seora
Kejadian Reza dan Siti di hari pertama bos besar itu tiba menjadi p
tentu saja memiliki tatapan iri hati dan tidak menyenangkan pada Siti. Staf lainnya hanya berg
a reuni saat itu bergabung dengan perhelatan junior pasca perkenalan
rtarik begitu mengetahui kinerja Siti selama di Tree Bayana dan hotel cabang di Kel
enawan hati Reza yang selama ini
Hatinya yang kosong dan kehidupannya yang sepi seolah terisi dengan kesederhanaan Si
ah dan manja dari calon istri adik angkatnya itu. Wanita glamor dan tubuh dipenuhi barang branded itu menanyakan kabar R
nya, lalu kembali meraih gelas anggur Chardonnay tadi dan menatap kembali ke a
ersiap ke KLIA menaiki pesawat yang akan take-off empat jam ke depan. Reza melihat ke arah direktur d
terakhir kalinya. Lalu, ia beranjak keluar hall diiringi para pengawal, dan disambut berdir
ergian Reza begitu mendapati pun
dengan kerumunan di depan panggung dan pintu sisi kiri hall. Siti membuka pesan yang mas
pengirim uang, tetapi tak lama kemudian sebuah pesan masuk, "thanks for yo
utih bersih dengan sisi manis di kedua ujung matanya dan hidung mancung laksana paruh burung dengan bibir indah menutup deretan mutiara putih bersih
alnya. Di usia sepuluh tahun, Reza bertemu dengan Alex. Alex terpikat dengan Reza yang rupawan, mengi
menyembunyikan rahasia. Biarlah Reza mengetahuinya suatu hari kelak. Ibu panti memberikan secarik foto usang dan buku pernikahan
skan, buku pernikahan yang sudah terbakar sebagian itu tidak bisa menjadi bukti apapun, karena yang tersisa ha
ia selamat dari upaya penculikan dan perdagangan manusia tahun itu, tubuhnya menjadi semakin melemah. Bayi Reza juga hampir t
n panti sedang tidak membaik. Nadia mengucapkan terima kasih dan meninggalkan ken
rahnya. Namun, ia tetap berharap Nadia kembali dan bertemu dengan anaknya. Saat ia melawan upaya penculi
Mereka menikah, hidup bahagia, dan usia kandungan Nadia sudah mencapai delapan bulan kala itu. Tiba-tiba, ia diculik dan be
annya yang semakin melemah ia khawatir akan melahirkan dengan tidak aman. Pintu terbuka dengan paksa saat dua ora
nya, Nadia berusaha melawan dengan sisa tenaganya. Tetapi, sia-sia. Ia tetap tidak bisa menjaga dirinya
erti hendak melahirkan segera memanggil suruhannya untuk memanggil dokter yang biasa bertandang