Zombie in my life
ikmati kopi di tengah-tengah liburan panjang. Aku, dan 6 pemuda lain
penduduk sekitar membuat villa ini menjadi pilihan kami di tiap liburan. Kami sebenarnya cuk
kai, kami pun memanfaatkannya di setiap liburan. Tinggal datang dan menempati tanpa harus merogoh
un terbuat dari bambu, cuma berisikan satu kamar, satu dapur kecil yang bis
asinya yang berada di dekat pegunungan membuat sinyal handphone susah ter
alah. Seringkali kami rasakan euforia, sampai-sampai melakukan hal yang gila. Bermain kartu remi tanpa busana di pinggir kolam belakang, sampai-sa
panggilanku, oh ya aku belum memperkenalkan diri, nama lengkapku Syarif
tergeletak sembarangan siap-siap saja kehilangan. Kebiasaan buruk kami yang mayoritas pero
sadar sadar dia hahahaha!" disertai celetukan Nizar. "bajingan, kembalikan!, Itu korek hadiah da
lu ada kekonyolan. Aku mengambil kopi susu secangkir dan sebatang rokok menuju ruang te
engan suara ngorok yang annoying, dia Ragol kerjaannya memang tidu
xing, di pinggir kolam terdapat hamparan dedauanan yang hijau, yeah sungguh nikmat. "duh, sinyal hilang lagi!". Suara Dari arah atas de
i lepas, dia mengambil rokok ktetek dari saku jaketnya . "Kenapa ya sinyalnya? Kemarin aku telfo
man wanitanya, ya, bisa di bilang di antara kami dialah Don Juan nya. Wajahnya memang tidak terlalu tampan, penampilannya terkesan old fash
paling rajin dalam hal masak. Aku dan Mo pun bergegas menuju dapur, di susul bagir, Alwi, dan Nizar. Kebetulan kami s
berkelahi, makan dulu nih". Canda Alwi di sertai gelak tawa kami. Bager dan Nizar memang berperawakan kurus. "Eh, Ragol nggak di bangunin?" tanya Fadil sambil membangunkan Rago
g dari kami tidak bisa berlama-lama, karena harus melanjutkan aktifitas
kami sebentar lagi pulang, ingin mengabari keluarga dan kerabat di boyo city, kota tempat tinggal kami. Tetapi dari pagi sinyal jelek. Tidak dapat mengakses internet, sosm
i halaman depan villa yang aku jemur di gantungan dan celana jeans junkies. Ku berjalan masuk ke kamar, ada Ragol yang segar sehabis mandi, jarang-jarang mel
ngan tumpahan abu rokok. Di dalam kamar Mo mengatur kembali kasur lipat, yang kami pakai tidur,
berangkat pulang. Seusai sholat Nizar, Mo, Ragol, dan Alwi memanaskan mesin Motor. Aku duduk di ruang tengah dengan Bager, dan Fadil. Kir
seperti milik kami. Aku menggunakan jaket, tak lupa memakai masker mematuhi protokol kesehatan, aku di bonceng oleh Nizar, Bager dengan Mo, Fadil denga
i tengah, di belakang Mo dan Bager, Fadil dan Ragol, dan di depan Alwi. Di sekeling jalan tidak tampak satupun kendaraan, jalan saat itu sangat sepi padahal masih sekitar pukul 7
Fadil keheranan. Kami semua berhenti dan turun dari Motor. Memang sedikit aneh SPBU terlihat sepi, kami melihat dari luar tidak ada aktifitas di SPBU itu. P
k dulu", ujar Nizar. Kami pun masuk ke area pom bensin, aneh di sekeliling tidak ada orang, tidak terlihat satupun petugas, seolah-olah sengaja di tinggalk
an mencari SPBU lainnya tidak mencukupi. Teruslah Kami mencari petugas SPBU ke sekeliling area, Nizar dan Fadil berjalan keluar area SPBU mungkin para petug
i sebelah ruangan ini. Setelah masuk ternyata lampu di sana mati, aku mencari saklar lampu ke sekeliling ruangan tidak ada. "nih pakai sen
, awalnya mungkin ga ada yang spesial dan tidak terlalu penting namun instingku menyuruhku memeriksany
unci untuk ruangan di atas,tepat di depanku ada tangga kecil, Aku pun men
an dari seragam sekuriti di bawah mungkin kunci ruang manajer ini. "Woi Rif", ternyata Ragol mengi
un aja" pinta Ragol. Aku tidak menghiraukannya aku masih penasaran mengapa SPBU ini seolah di tinggalkan begitu saja dan sepertinya ada yang aneh. Diriku t
ak sambil menarik jaketku,
urun duluan" perintahku. Tapi Ragol tetap berdiri di belakangku sambil
tempelan clipping koran dengan headline, "Waspada virus COIT 20, penyebaran virus ini sangat cepat", "Belum ada
pa clipping "kenali gejalanya gejala awal : 1.penderita mulai batuk-batuk 2. Seminggu pertama penderita terkena demam yang sangat tinggi 3. Minggu kedua penderita mulai lemas dan muntah da
u ruangan kami. Seseorang itu mulai mengetuk pintu dengan ketukan yang agak keras. Pintu padahal tidak aku kunci , kenapa dia tidak langsung membukanya saj
serakan di lantai. "Hahahahahahah!!", sosok itu tertawa terbahak-bahak melihat Ragol tersungkur. Sosok itu ternyata si f
Fadil tadi. Nih SPBU memang sengaja di tinggalkan, entah kenapa", aku menjelaskan. Setel
g, "santai bro, sekarang SPBU ini kosong kan kita sudah mencari petugas tapi tidak ada jadi kita ambil sedikit". Ternyata mereka
bungkus snack dan susu kemasan. Aneh sekali dia dengan gampangnya me
kantung plastik berisi beberapa camilan dan beberapa minuman soda. "enggak terima kasih
il memasukan snack dan susu kemasan yang aku tolak
tkan perjalanan. Sepanjang jalan tampak sepi pengendara, jalanan be
amuk di pikiranku, Ku buka browser di hape ingin aku coba googling mencari tahu info terbaru tentang pembatasan sosial berse
a sih ini sinyalnya? Apa hari ini hari tanpa sinyal handphone sedunia?", protes Mo "kita jalan dulu saja, mungkin