Zombie in my life
buah pak Boy langsung sergap lari untuk melaksanakan perintah. aku mengambil tindakan yang bodoh, ku ambil handgun dari balik sabuk pak Boy dan lari. "heii!!" pak Bo
pos militer tempat Mo, Fadil, dan Ragol di tahan. Ku lihat ada sekitar 10 orang tentara. Aku menjaga jarak dan bersembun
akukan ini? aku tidak bisa menghadapi situasi seperti ini, mestinya aku turuti pak Boy, biarkan anak buahnya yang menyelamatkan ketiga temanku. Shit, sekarangn. Sesosok tentara dengan senapan membidik ke arah kepalaku. "buang senjatamu!,
ran. "tangan di atas kepakan ruangan. "rif!", teriak mereka bertiga, dengan ekspresi kaget. aku juga di borgol ke pilar, pilar yang berada di samping p
teman kalian yang lainnya?", tanya seorang tentara kepadaku. "kalian juga bersenkongkol dengan geng p
ak buah pak Boy akan menyelamatkan kami bertiga. "bug!", tentara itu memukulku, mulutku berdarah. "kamu mau babak belur ju
gasiku, tampaknya dia berpangkat sersan. "sekitar 3 orang pak!", jawab bawahannya. "baik, tangkap mereka hidup atau mati!", teriak
arahku. "kami sebenarnya tidak ingin main hakim sendiri, tapi keadaan sekarang sudah lain, kami tidak mentolerir adanya pemberont
menoleh ke Fadil. "bangsat!, kalian tidak pantas memakai seragam tentara!!", fadil berteriak lagi. "hahahaha, dasar bo
bunuh kita!', teriak Fadil. sersan itu mendatangi Fadil yang terborgol dan tak berdaya. Dia menekan pisau ke leh
erucuk seperti kalian, aku mutilasi dan sudah hilanglah jejak kalian", bilang sersan itu dengan suara pelan.
a ke atas kepala Fadil. "aku pernah membunuh seseorang di luar jam tugasku", ucapan yang mengerikan dari sersan itu menambah suasana mencekam, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Ku goyangkan borgol y
u menoleh ke arah Ragol dengan melotot seram. "Dhuiih!!", dari sebelahnya Mo juga meludah, sekali lagi tepat kena wajah sersan itu. "Haarrgh!
tuh ke arah kaki Ragol, Ragol pun menendang pisau itu jauh-jauh. "Ambil kunci borgol, raih p
ik!", bilang sersan itu sambil mengeluarkan pistol kecil dari balik sepatu bootnya. Sialan, dia menyimpan pistol. "cklek" dia mengo
nku. Apa mereka baik-baik saja? Kemudian aku membuka mataku. Sebuah tubuh tergeletak di lantai, dahinya bersimbah darah akibat terkena peluru. itu bukan tubuh Fadil, tapi tubuh sersan jahat yang berniat hendak membun
ok. 13 anak buah pak Boy memasuki ruangan. Mereka membuka borgol kami. pergelangan tanganku sedikit terkilir,
, Tanyaku. "Yang tinggal di sini cuman beberapa tentara saja, tidak terlalu ketat, setelah proses
ut pak Boy. " terus bagaimana dengan orang orang ini? tanyaku, pak Boy mematikan rokoknya dan berkata , " Tenang saja ,tidak usah kalian pi
yang sangat menegangkan dan mencekam. aku,Fadil, Mo, dan Ragol di antar oleh Pak Boy dan anak buahnya menuju hutan. Kami di antar
tanya pak Boy kepadaku. "iya Pak,kami ingin pula
an pihak militer atau utusan pemerintahan", kata pak Boy. Kemudian dia turun dari mobil. " kalian bawa jeep ini, ad
ian mereka aman kok, ad
teman kami yang terpisah. " kalian lurus saja telusuru hutan
y. Pak Boy Cuma tersenyum dan berkata, "Tuhan yang menyelamatkan kalian, kita kebetulan bertemu di tempat yang sama,saya doa
Kembali berkelana, mencar
suki area hutan, aku tidak bisa me
dengan gengnya yang militan. Sungguh aku seperti berada dalam dunia mim