Zombie in my life
ekali melihat kanan-kiri, mungkin ketiga teman kami berada di antara semak-semak dan pepohonan "woiii guys, di mana kalian?!!", teriak Mo dan Ragol
orang itu pemuda yang kira-kira seumuran dengan kami, wajahnya tampak
mberi tatapan lesu. Luka di bahu pemuda itu tampak seperti luka gigitan, sebagian kulit bahunya terkup
di dashboard mobil apa ada peralatan medis", teriakku kepada Mo yang berada di mobil. Mo mencari-cari di dalam mobil dia tamp
a bisa membantu kami mengarungi hutan ini. "ayo mas, ikut kami,kami anta
asing, apalagi keliatannya dia Bermasalah." " Iya sih, tapi dia tampak parah sekali,kita gak bisa meninggalka
ang terluka itu duduk di belakang. "oh iya mas namanya siapa? ", tanya Ragol. "Ucup mas", jawab pemuda itu. mobil kami pun lanjut berjalan menyusuri hutan
ketiga kawan kami. si ucup cuma terdiam, dan saat kulihat ternyata dia tertidur, mungkin pingsan akibat dari luka yang
g lebih luas dari sebelumnya. Terlihat bekas pepeohonan yang di tebang, terlihat juga beberapa tum
dulu", bilangku seraya turun dari jeep aku penasaran benda apa itu. ketika aku melihat dari dekat bukan batang pohon, melainkan sebuah tangan, ya tangan manusia!."oi Rif, apa itu?", tanya Mo. "
kan kengerian melihat potongan tangan itu. Fadil kembali memanggil.
pun menyuruhnya untuk melanjutkan perjalanan. "ada apa sih?", dia kembali bertanya. Aku hanya menjawa
ang membahayakan di hutan ini. Kami tidak bisa berlama-lama bera
i memasuki jalan yang menyempit, dari jauh terlihat rumah-rumah kecil
, lanjutnya. "loh kenapa?" tanya Ragol. "ini sudah sampai,aku turun sini aja "bilang Ucup.
ke arah kami dengan pandangan bingung, berkeringat dan wajah pucat. Tanpa berkata-kata tiba tiba
menancap gas dan kami pun masuk ke arah pemukiman di hutan ini. tampak kanan-kiri rumah-
h satu rumah di sini, coba deh kita tanya ke orang sini pasti ada orang nih ", bilang Mo. kami pu
g terbuat dari kayu. "Assalamu'alaykum," aku mengucap
i tidak ada balasan. Kemudian kami pindah ke rumah sebelahnya, ku ketuk pintu ya
g kami, sebuah rumah kecil dari bambu, di halam
san, ku ucapkan sekali lagi sambil mengetuk pintu. "siapa?", ada balasan dari dalam, suara seorang
a itu tidak menjawab. "pak?, permisi saya cuman mau tanya aja, mungkin anda tau info kawan saya yang hilang", aku b
beradaan kawan kami. hutan ini tidak begitu besar, cuman mengikuti jalan, dan aku yakin ketiga temanku yang sudah lebih dulu memasuki hutan in
"hei, tolong buka, kami bukan orang jahat kami Cuma mencari teman kami yang tersesat", bilangku sambil mengetuk jende
itu diam , sesaat kemudian, "cklek", pintu dari kayu terbuka dan tampak seorang ibu-ibu dengan ekspre
parang bu' mau ke boyo city lewat hutan ini, dan kami sekarang lagi cari tiga orang teman kami yang sampai dulua
bu'?", Fadil mendahuluiku untuk bertanya. Ibu itu diam dan kembali menatapi kami satu persatu tapi kali ini dengan tatapan
gak aman, jangan lama-lama keluyuran di sini", ujar ibu itu. "bahaya apa bu' binatang buas?", tanyaku mengacu kepada sebelumnya keti
akut-nakuti agar kami keluar dari hutan ini atau memang ada sesuatu yan