icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Zombie in my life

Zombie in my life

Penulis: zareef
icon

Bab 1 Going home

Jumlah Kata:2266    |    Dirilis Pada: 28/04/2024

ikmati kopi di tengah-tengah liburan panjang. Aku, dan 6 pemuda lain

penduduk sekitar membuat villa ini menjadi pilihan kami di tiap liburan. Kami sebenarnya cuk

kai, kami pun memanfaatkannya di setiap liburan. Tinggal datang dan menempati tanpa harus merogoh

un terbuat dari bambu, cuma berisikan satu kamar, satu dapur kecil yang bis

asinya yang berada di dekat pegunungan membuat sinyal handphone susah ter

alah. Seringkali kami rasakan euforia, sampai-sampai melakukan hal yang gila. Bermain kartu remi tanpa busana di pinggir kolam belakang, sampai-sa

panggilanku, oh ya aku belum memperkenalkan diri, nama lengkapku Syarif

tergeletak sembarangan siap-siap saja kehilangan. Kebiasaan buruk kami yang mayoritas pero

sadar sadar dia hahahaha!" disertai celetukan Nizar. "bajingan, kembalikan!, Itu korek hadiah da

lu ada kekonyolan. Aku mengambil kopi susu secangkir dan sebatang rokok menuju ruang te

engan suara ngorok yang annoying, dia Ragol kerjaannya memang tidu

xing, di pinggir kolam terdapat hamparan dedauanan yang hijau, yeah sungguh nikmat. "duh, sinyal hilang lagi!". Suara Dari arah atas de

i lepas, dia mengambil rokok ktetek dari saku jaketnya . "Kenapa ya sinyalnya? Kemarin aku telfo

man wanitanya, ya, bisa di bilang di antara kami dialah Don Juan nya. Wajahnya memang tidak terlalu tampan, penampilannya terkesan old fash

paling rajin dalam hal masak. Aku dan Mo pun bergegas menuju dapur, di susul bagir, Alwi, dan Nizar. Kebetulan kami s

berkelahi, makan dulu nih". Canda Alwi di sertai gelak tawa kami. Bager dan Nizar memang berperawakan kurus. "Eh, Ragol nggak di bangunin?" tanya Fadil sambil membangunkan Rago

g dari kami tidak bisa berlama-lama, karena harus melanjutkan aktifitas

kami sebentar lagi pulang, ingin mengabari keluarga dan kerabat di boyo city, kota tempat tinggal kami. Tetapi dari pagi sinyal jelek. Tidak dapat mengakses internet, sosm

i halaman depan villa yang aku jemur di gantungan dan celana jeans junkies. Ku berjalan masuk ke kamar, ada Ragol yang segar sehabis mandi, jarang-jarang mel

ngan tumpahan abu rokok. Di dalam kamar Mo mengatur kembali kasur lipat, yang kami pakai tidur,

berangkat pulang. Seusai sholat Nizar, Mo, Ragol, dan Alwi memanaskan mesin Motor. Aku duduk di ruang tengah dengan Bager, dan Fadil. Kir

seperti milik kami. Aku menggunakan jaket, tak lupa memakai masker mematuhi protokol kesehatan, aku di bonceng oleh Nizar, Bager dengan Mo, Fadil denga

i tengah, di belakang Mo dan Bager, Fadil dan Ragol, dan di depan Alwi. Di sekeling jalan tidak tampak satupun kendaraan, jalan saat itu sangat sepi padahal masih sekitar pukul 7

Fadil keheranan. Kami semua berhenti dan turun dari Motor. Memang sedikit aneh SPBU terlihat sepi, kami melihat dari luar tidak ada aktifitas di SPBU itu. P

k dulu", ujar Nizar. Kami pun masuk ke area pom bensin, aneh di sekeliling tidak ada orang, tidak terlihat satupun petugas, seolah-olah sengaja di tinggalk

an mencari SPBU lainnya tidak mencukupi. Teruslah Kami mencari petugas SPBU ke sekeliling area, Nizar dan Fadil berjalan keluar area SPBU mungkin para petug

i sebelah ruangan ini. Setelah masuk ternyata lampu di sana mati, aku mencari saklar lampu ke sekeliling ruangan tidak ada. "nih pakai sen

, awalnya mungkin ga ada yang spesial dan tidak terlalu penting namun instingku menyuruhku memeriksany

unci untuk ruangan di atas,tepat di depanku ada tangga kecil, Aku pun men

an dari seragam sekuriti di bawah mungkin kunci ruang manajer ini. "Woi Rif", ternyata Ragol mengi

un aja" pinta Ragol. Aku tidak menghiraukannya aku masih penasaran mengapa SPBU ini seolah di tinggalkan begitu saja dan sepertinya ada yang aneh. Diriku t

ak sambil menarik jaketku,

urun duluan" perintahku. Tapi Ragol tetap berdiri di belakangku sambil

tempelan clipping koran dengan headline, "Waspada virus COIT 20, penyebaran virus ini sangat cepat", "Belum ada

pa clipping "kenali gejalanya gejala awal : 1.penderita mulai batuk-batuk 2. Seminggu pertama penderita terkena demam yang sangat tinggi 3. Minggu kedua penderita mulai lemas dan muntah da

u ruangan kami. Seseorang itu mulai mengetuk pintu dengan ketukan yang agak keras. Pintu padahal tidak aku kunci , kenapa dia tidak langsung membukanya saj

serakan di lantai. "Hahahahahahah!!", sosok itu tertawa terbahak-bahak melihat Ragol tersungkur. Sosok itu ternyata si f

Fadil tadi. Nih SPBU memang sengaja di tinggalkan, entah kenapa", aku menjelaskan. Setel

g, "santai bro, sekarang SPBU ini kosong kan kita sudah mencari petugas tapi tidak ada jadi kita ambil sedikit". Ternyata mereka

bungkus snack dan susu kemasan. Aneh sekali dia dengan gampangnya me

kantung plastik berisi beberapa camilan dan beberapa minuman soda. "enggak terima kasih

il memasukan snack dan susu kemasan yang aku tolak

tkan perjalanan. Sepanjang jalan tampak sepi pengendara, jalanan be

amuk di pikiranku, Ku buka browser di hape ingin aku coba googling mencari tahu info terbaru tentang pembatasan sosial berse

a sih ini sinyalnya? Apa hari ini hari tanpa sinyal handphone sedunia?", protes Mo "kita jalan dulu saja, mungkin

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka