SANG MEDIATOR
dengan yang baru. Alia bahkan tidak melihat kapan Sari dan pembantu-pembantu yan
dikan Alia dengan paksa, Alia diam tak melawan, dia merasa sudah tak
ro putri di bawah," kata
tidak peduli lagi. Dua gadi
a kepada mereka. Mereka mengangguk da
ngan takut padaku. Namaku Alia. Nama kalian siapa?" Tanya
arah Alia dengan takut dan bingung, lal
kita sendiri! Tidak ada salahnya kita berteman, kan?" Bisik Alia. S
oleh ndor
p kau mau memanggilku Alia
s itu memandang Alia ke
a Alia pada dua gadis itu. M
masih dengan nada ragu. Gadis satunya mem
ngu," jawab gadis kedua
m menyambut k
ja. Kalau di luar kalian berdua dan aku bertingkah dan bertin
an di wajah mereka. Alia menelan ludah, kalau dua
uga ikut mengangguk. Alia tersenyum bah
un, ya?" B
iam-diam hati Alia merasa terhibur karena sekarang dia memiliki du
*
ng sekarang jelas sudah berubah drastis. Alia nampak sangat percaya diri dan lebih bahagia. Benarkah bah
ntik sekali," kata ndoro J
terse
njakan! Sebenarnya tidak perlu seperti itu, Ndoro!" Kat
doro Joyo pun ikut tersenyum dengan Alia tersen
atmu begitu bah
amping ndoro Joyo dari sekian banyak wanita c
o Joyo maju mendekati Alia. Tangannya meraih tangan Alia. Alia tersipu malu dan tidak menolak tangan ndoro Joyo. Mereka berpegangan. Membuat ndoro Joyo keheranan. S
aru setelah itu kita ber
ang terlintas di kepalanya. Dia ragu sejenak,
oro," jaw
n di mata Alia tadi. Sepertinya ada sesuatu yan
k mereka berdua dengan cepat. Alia terheran-heran melihat makanan yang terhidang di atas meja. Semua se
senyum melihat
ku untuk urusan maka
dan mengambilkan makanan untuk ndoro Joyo.
o? (Makan dengan apa, Nd
ia yang begitu murni di depannya, melayaninya dengan set
wa melihatnya mengambilkan makanan dengan ce
saya, Ndoro," kata Alia, membuat ndoro Joyo tersadar dari
adalah seorang ndoro putri. Tapi dengan tulus kamu mengambilkan makanan untukku
ngar pertanyaan itu.
. Membuat ndoro Joyo terkesiap. Sepertinya wanitanya ini akan
*
dur ketika dia mendengar kesiur angin di sekelilingnya. Angin yang dingin dan menggetarkan hati, membuatnya merinding. Arya
uah tempat tidur di bawahnya. Arya mendelik tak percaya. Ternyata dia
mbali merasa risau. B
amu belu
lihat Dewabrata di di sampingnya. Mereka sa
ma, ya?" T
ta meng
ya juga
lihatan
eluar dari tubuh saya sendiri. Tapi saya tidak tahu nama ajiannya apa dan saya tidak
Arya berlatih masuk ke dalam tubu
makin b
sudah tidak ada di belakangnya. Dewabrata sudah masuk kembali ke dalam
g harus dilakukannya agar dia bi
*
njadi mobil mewah beberapa puluh tahun yang lalu. Ndoro Joyo tersenyum juga melihat kebahagiaan murni Al
milik Ningrum sudah dibawa pergi Ningrum! Kam
Tapi ndoro Joyo tidak nampak terlalu peduli, dia membelikan banyak perhi
arang sebanyak ini,
emandang Ali
menatap Alia. Alia menelan ludah, sepertinya perkataannya tadi sal
in sebaiknya ndoro memberi saya sedikit-sedikit dulu. Ndoro bisa memberikan saya barang-barang lagi di waktu lain, sehingga kita punya alasan untuk berjalan-jala
oyo benar-benar merasa tersanjung diminta mengajak jalan-jalan lagi oleh seorang wanita baru miliknya yan
pipi Alia da
g!" Ajak ndoro Joyo. Alia mengangguk
*
cint*. Entah apa yang ada dalam pikiran gadis muda itu. Ndo
banyak menuntut dan banyak maunya. Tapi Alia nampaknya bena
a tertidur lelap karena
n juga wirid pembuka mata batin Alia. Wirid itu adalah lafal 'Ya Allah' sebanyak seribu kali pada masing-masing daun, dan setelah sele
Ndoro Joyo tersenyum. Berarti ada reaksi positif. Kemudian n
*
gitu ke
au dia tidak bisa masuk lagi ke dalam tubuhnya sendiri?
asa kepalanya dip
itahu tidak pernah mendengarkan!)" Terd
a berdiri dibelakangnya. Wajah k
nut karo wong tuwo! (Kalau diajari itu diperhatikan! Kalau ada yang ngomong itu d
a begitu bahagia melihat dan bertemu dengan kak
awakmu maneh! (Tidak bisa, Ya! Aku sudah mati! Kamu masih hidup! Kalau kamu menyentuhku, m
i bayangan kakeknya nampak tak
" Bisik kakeknya dan kemudian sepi. Arya menengok ke kanan, ke kiri, berkeliling. Kosong. Kakah mendekati tubuhnya. Dan benar kata kakeknya! Dia melihat gerbang yang terbuka lebar itu di puncak kepalanya. Dia m
aring di tempat tidur di kamar gelap itu. Dan ke
ya suda
*
ritual di depannya dengan seksama. D
antra dan ketika salah seorang di antara penonton rebah ke tanah. Penonton yang lain mulai berteriak-t
tu dengan air yang baru saja diminum sang dukun dengan semburan yang sangat kencang. Membuat orang itu terkejut dan terbangun. M
bangunkanku?)" Tanya orang itu dengan m
dan biasanya sejak dulu memiliki jin nasab atau sudah ada jin di dalam tubuhnya, sehingga mudah dibuat kerasukan. Kemudian seakan dukun itu berkelahi dengan jin yang d
melakukan suatu tindakan nekat.
pengalaman dengan kacamata ini. Mengikat erat tas punggungnya dan kemudian mulai bertaawu
pun sekarang ikut kerasukan. Mereka berdua semakin menggila di tengah lapangan, berjum
bantuan jin yang mereka miliki dengan cepat mereka menemukan pengacau acara mereka malam itu. Dan mereka tidak membuang waktu lagi mereka memukuli pemuda i
a sang pemuda mendengar ter
n! Itu anak ky
kan! Sudah! Ja
ia pi
*
mbut anaknya tidak mau dipotong sama sekali. Untung kemarin dulu ayahnya tidak memperbolehkan sang ana
wah, tahajjud, dhuha tak pernah terlewat. Tapi dia memilih profesi wartawan untuk mengisi masa lib
t di rumah sakit karena dihajar massa yang menuduhnya mengga
k menggan
ruqyah, kan? Mbok, sudah to, Mas. Yang seperti itu dihentikan dulu! Ummi
lam kamar. Membuat
sakit! Abi niku mboten khawatir nopo? (Anakmu itu diberitahu, to, Bi!
rrahman t
! Jangan khawatir. Pulangl
jang lebar untuk anak dan suaminya. Dia tahu ayah dan anak itu selalu bersekongkol di belakangnya.
Fan? Sudah
ang bernama Irfan itu tersenyu
*