SANG MEDIATOR
Dewabrata tidak ikut. Tapi supirnya memberitahu ba
akan ke mana, P
r hanya
hukan tujuan kita. Kata pak
erutkan k
yang cab
nya tersenyu
ak menjawab pertanyaan mas Arya, karena saya juga tidak tahu jawabannya," jaw
hadapinya, sementara supir itu diam karena terus berdoa a
st area. Sang supir meminta Ar
layani anda. Saya mohon mas Ary
asuk ke dalam sebuah resto. Mereka makan di sana dalam diam. Arya merasa kurang nyaman
m diri sampai mereka melanj
eh, nggak, Mas?" Tanya
supir yang akhirnya mau bicara
Pak," jawab
ang saja, ta
ering sakit karena saya jarang bisa tidur nyenyak. Akhirnya saya pindah ke rumah k
penuh ketelitian dalam dia
k, ya? Di mana
ak. Saya besar di
dia mulai paham maksud pak Dewa
s. Tapi mas Arya jangan mar
hat kepada supirnya d
a apa
nah diajak melakukan ritual atau pernah diminta menyi
a-tanya dalam hati, kenapa supi
, Pak?" Tanya Ary
pir te
enar, berarti saya bisa memberitahu kenapa pak Dewa
tapa dan menimbun diri dengan tanah oleh kakeknya. Entah untuk apa aktivitas itu, tapi Arya juga
nganggu
iap malam pasti melakukan
berpa
Arya anak sa
gelengkan
unya ad
tu meng
ndung, y
kali ini dengan kehe
dung, Pak. Ada
. Karena ada yang kurang pas kala
n-temannya kalau dia dan adiknya bukanlah saudara kandung. Dulu mereka selalu diejek anak pungut karena wajah mereka yang berbeda jauh. Dan sekarang ti
marah pada supir itu,
arnya siapa?
b karena tiba-tiba mobil mem
ugas saya sudah selesai," kata supir
ana
rya agak ketakutan. Sungai Kampung Randu,kan terkenal sungai ya
tu meng
gan perahu. Saya hanya diminta menga
emua tanya di dada. Dia seb
*
reyot. Sepertinya rumah itu dijadikan sebagai tempat tr
etika diminta keluar dari mobil. Tapi dengan patuh A
bang dan menghubungkan jalan raya dan sungai dengan tangga kecil yang langsung menuju ke sungai. Rumah transit itu kosong dan sunyi. Hanya ada bunyi serangga di kejauhan. Langit begitu gelap, pa
angguk. Dia mengikuti langkah lebar pak sup
nyata begitu sempit dan licin, membua
eras, karena angin mulai bertiup kencang,
bertiup sangat kencang. Melihat perahu yang terombang-ambing liar itu Arya menjadi sangat mual, dia ingat bahwa
rna merah. Dia menyalami Arya dan pak supir dengan ramah. Mereka berdua agak menjauh dari Arya dan kemudian
ekarang saja, mumpung belum hu
yang licin tadi. Jantung Arya berdebar lagi, setengah hatinya sangat ingin
untuk sekejap Arya berpikir bahwa perahu itu akan terbalik, tapi ternyata dalam beberapa detik perahu itu berhenti bergoyang
karena ketakutan ketika melihat wajah pak supir di depannya. Pria berkaus merah itu wajahnya
tu ter
doyo, mas
*
at kelelahan. Dia terlonjak dan langsung duduk di tempat tidur
ngungan. Dia bergegas ke kamar mandi dan akhirnya memutuskan untuk membasuh semua riasan wajahnya dan menyisir
jang. Kebingungan hendak melalukan apa. Akhirnya Ali
erbangun. Dia terbata-bata menata rambut dan bajunya yang tersingkap.
pintu muncul seorang pria muda yang belum pe
an kepalang, dia juga takut. Ali berusaha melindungi dirinya, dan berpikir bag
ata kamu lebih cantik kalau tidak didandani! Lebih segar!)" K
oyo!)" Kata pria itu, mendekati Alia. Alia mengernyitkan dahinya ke
a Sari ndoro Joyo itu sudah tua? Apa pri
sebagai ndoro Joyo itu. Alia kebingungan dan juga takut, dia takut bertemu d
oyo ter
Kamu sekarang menjadi ndoro Putri di sini!" Kata ndoro Joyo, "semua baju, perhiasan, asesoris dan
ro? (Maksud ndoro apa, ya, Nd
yo hanya
sambil meninggalkan Alia di kamar sendirian. Kalimat terakhir ndoro Joyo
dal*mnya. Noda darah yang membuat kewanita*nnya terasa nyeri. Tiba-tiba saja Alia me
gis sejadi-jadinya. Dia tahu masa
*
laman dengan pria berkaus merah dengan wajah pak supi
tersenyu
ngai ini! Hujan, panas sama saja! Tapi kalau bisa, sih, kita
irannya deras ini banyak dihuni oleh mahluk halus yang sering mencelakakan orang-orang yang sedang berada di sungai. Dan hal itu membuat Arya berdebar tak menentu. Dia melihat ke arah Handoyo, Mas! Di situ saja,
ada di bagian tengah perahu kecil yang dilengkapi dengan ata
elamaan tetesan air yang mengenai atap perahu terdengar begitu keras dan mengerikan. Rupanya hujan turun dengan begitu deras.
Arya nyaris menjerit ketika perahu itu seakan terlalu miring ke kiri atau terlalu miring ke k
duk di sam
r lagi hujannya pasti reda!" Teriak Handoyo ditenga
erlalu takut untuk ber
doyo. Arya membeliak tak percaya mend
na dia sendiri bingung dan tidak tahu dia m
au ke mana, Mas!" Jawab
ngerutkan
oyo sangsi. Wajahnya nampak tidak
ntuan padanya. Dan kemudian di sinilah Arya berada. Di tengah sungai Kampung Randu yang diguyur huj
suruh apa sa
Mereka berdua terdiam, sampai mereka tidak menyadari kalau hujan sudah reda, h
mengantarkan saya ke
a dengan wajah yang b
a tidak tahu mas Arya mau
ebingungan dan keheranan telah menyanggupi membantu pak Dewabrata k
wu Kulon, yang hanya bisa dijangkau dengan perahu. De
yang sangat terkenal dengan wisata arung j
enapa saya harus ke
erbahak mendengar
o badhe nopo ting mrika, Mas! (La, yang mau bepergian saja mas
itu, tapi dia sendiri yang bertanya mau apa dia di desa itu. R
!" Kata Handoyo kepada Arya, membuat Arya sedikit lega. Tadi Arya sempa
giyakan dan kemudian teringat bahwa dia belum bertanya kenapa wajah Handoyo mirip dengan wajah supir yang menga
nyadari, ternyata sekarang baru pukul dua siang. Belum selarut itu. Arya menghela na
beterbangan kian kemari, membuat hati Arya sedikit terhibur. Arya juga baru menyadari, ternyata banyak tanaman indah di samp
epan perahu. Arya berteriak mengiyakan. Dia memp
takut dengan goyangan kapal yang membuatnya mual. Perahu itu perlahan melambat dan melewati cabang
di sungai yang sunyi, sepi dan hujan! Perpaduan yang sangat eksotis da
ngan penduduk itu. Arya keheranan. Kenapa mereka tidak berhent
o diam saja, dia mengemudikan perahu dalam diam. Handoyo berdiri teg
dan sampai ke daerah terbuka, Handoyo mengembuskan
Mas?" T
ampung tadi ya, Mas," kata Handoyo. Arya keheranan, s
g apa, Mas, nama
ngguhnya! Kalau mas Arya minta berhenti atau turun di sana
*
ti baju Alia berpikir keras. Apakah itu bukan dar
h! Tapi sisi lain hatinya menyatakan bahwa darah itu darah kesuciannya.
sama sekali. Alia berbaring di lantai kamarnya, menan
" Seseorang
air mata. Dia melihat Sari menangis.
Tanya Sari memandan
pi ketika Alia mengingatnya, dia jadi histeris lagi. Alia menang
odai!" Teriak Alia histeris. Dia
a! Istighfar!
ngan nafas memburu. Rupanya pria itu yang baru saja menendang Sari hingga mengenai t
a kupastikan kamu akan melihat seluruh keluargamu mati di dep
n takut. Alia bisa melihat air mata Sari menet
riak terus! Kamu harus menerima tak
k percaya. Tapi d
keheranan sekaligus ketakutan. Sari menanti dengan penuh kecemasan ap
ndoro Joyo malah
!" Seru ndoro Joyo. Dia mendekati Alia dan mengangkat dagu Alia ke atas, sehingga nd
ani. Sari menunduk dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dia
ekatkan wajahnya ke wajah Al
ngku selama-lamanya!" Bisi