Kayungyun
hu-- dua lelaki itu lagi. Yang satu sudah tidak muda lagi dengan rambut pendek dan beruban sempurna, sementara lelaki satunya memiliki rambut panjang. Keduanya tertawa, sepertinya
g putih duduk di atas lemari bajunya. Wanita itu tertawa melihat Fa
wanita berbaju putih dengan nada suara tinggi dan membuat merinding orang yang mendengarnya. Fatih be
ro aku? (Kenapa? Kam
alkan wanita jadi-jadian itu sendi
ih! Janga
in menghilangkan gangguan yang membuatnya sangat tidak nyaman. Setelah Fatih keluar dari kamar mandi, s
Tahajjud. Belum lagi Fatih salam yang kedua, wanita
ghfir
omong penting karo kowe, Tih! (Halah, nggak usah sok-sok.an
n membaca doa yang diingatnya untuk mengusir
sir aku. Aku, lo, sudah puluhan tahun di tubuhmu nggak terpengaruh sama
oa yang sudah dihafalnya di luar kep
an untuk diusir seperti ini. Aku itu dititipkan ke tubuhmu untuk me
n mengusik Fatih. Dia mendongak dan
u dalam hal ini!" teriak Fatih. W
dita itu tertawa terkikik-kikik la
udah berdoanya. Ti
aja." potong Fatih dan dia sege
ia memanggil-mangg
gu dulu! Jangan p
, kemudian melanjutkan langkahnya
!" teriak Kadit
menutup pintu depan indekosnya dengan keras. Rah
tu?" gumam Rahman, "pasti
belum pernah bercerita pada Rahman apa yang ada atau apa yang terjadi di kamarnya, tetapi Fatih pernah bercerita bahwa d
man membuka pintu kamar Fatih dan dia mendengar seorang wanita sedang menyanyi lagu jawa dengan kata-kata yang tidak jelas. Rahman mer
g di salah satu sudut kamar Fatih yang remang-remang. Rahman menelan ludah ketika siluet wanita itu seakan menoleh ke a
tertawa semakin keras. Dia mencengkeram
caku, ya? (Kamu saja ya
ang terapi ruqyah sambil menggendong seorang anak perempuan. Mereka menuju ke lapa
adikmu, Ndhuk? Sini, biar Fatihah sama aku saja, Fad. Kamu mbantuin
Yasna bisa bersih-bersih rumah, mumpung Naim dan Naimah mas
amu nggak
Om, jam
but ajakan simbahnya untuk bermain. Fadli menyerah dan membiarkan anaknya diajak bermain dan berkeliling lapangan ol
ai, M
eorang pria mendekatinya. Fadli ter
Fatihah, tetapi malah diambil alih sama Om Fa
tubuh tinggi besar bernama Sapto itu
Mbak Yasna?" tanya Sapto
ika dia membersihkan rumah dan masak daripada saya berada di rumah dan ikut membantu beres-
s Fadli?" tanya Sapt
sini untuk membantu Yasna," jawab Fadli, "biasa, Pak,
rdua tert
baik sekali. Apa
jadi ibuk ke sini. Alasannya sih, mau ikut merawat Fatihah dan si kembar, padahal se
endong Fatihah-- berlari ke arah F
ad! Itu