icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kayungyun

Bab 4 bagian 4 : Mimpi

Jumlah Kata:895    |    Dirilis Pada: 25/04/2024

a yang dibawa Kadita. Benda apa itu? Seper

ggoda dan mengganggumu," kata Kadita, dia kemudian melayang ke sana ke mari sa

tanya Fatih menantang. Kadita berhenti melayang tep

anggumu! Kami akan membebani hidupmu, Fatih! Kami akan membuatmu menderita!" teriak Kadita dengan suaranya yang bernada tinggi. Fatih menjengit. Dia khawatir teman-teman indekos

mejamkan

lam tubuhmu. Kan, secara resmi aku masih ada di dalam tubuhmu." Kadita tertawa terkikik-kikik dan menghilang begitu saja. Seketika Fatih mera

tubuhnya. Rasa gatal pada tenggorokan dan serak

u salat atau berdoa lagi, maka

a Fatih pusing tak terkira. Kadita malah tertawa terbahak-bahak, m

atang lagi,

ni. Bukankah dia selalu kita siksa? Kesempata

an pria berambut panjang itu menarik benang merah itu dan seketika Fatih merasakan tari

adli! Lebih cepat!

to, kita harus

ia itu, tetapi usahanya gagal. Setiap kali Fatih me

ia berambut panjang. Pria beruban hanya tertawa mengejek dan terus menarik Fatih dengan gerakan yang dibua

akan rasa sakit mendera pinggangnya. Fatih melihat ke bawah, ke arah pinggangnya dan melihat darah mengucur perlahan dari pinggang Fatih, sea

ng dengan galak dan seketika itu juga Fatih terbangun. Fati

osnya. Fatih bangkit dan merasakan nyeri pada pinggangnya. Pinggangn

pinya? Fatih melihat ke arah pinggangnya dengan jantung berd

kut. Dia menjerit

a, Pak

smito dan Sukesi terlihat seorang pria sepuh berkacamata

dz Irfan?" teriak Sasmito dan seketika dia rebah tak sadar

n dia pun mengikuti Sas

Ustadz," kata Sapto kepada pr

njut Sapto, masih de

ama mereka tidak mengganggu t

h saja, Ust," potong Sapto dengan cepat. Pria sepuh yang

Pak Sapto agar lebih bersabar dan lebih hati-hati dalam me

ah dengan membaca taawudz, surah Al Fatihah dan Al Baqoroh. Sapto membaca Al Baqoroh mul

dilanjut dengan ayat dua ratus lima puluh lima, ayat kursi itu, lo! Tidak urut seperti

ng sudah putih semua. Ah, tampannya." Sapto tersenyum, tetapi

anya yang terpejam, Sukesi menghadapkan wajahnya ke arah Sapto, seakan sedang mengamati Sa

padaku? Bukankah kit

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka