Wanita Malam Kesayangan Tuan Muda
u d
de
m mulut Alayya. Wanita cantik berhidung mancung itu pun sampai tidak bisa be
ada di dekatnya. Refleks tangan kanan Alayya menyentuh dadanya send
u siapa saya?" tebak Ibrahim sambil tersenyum si
angan asal bicara Anda, Tuan. Saya tidak mengenal Anda apalagi almarhum istri An
tenaga dia mencoba mengingkari apa yang
a Cantika, berasal dari Surabaya. Itu kamu, bukan?" Al
Alayya. Hardiawan yang masih di cekal oleh ajudan Ibrahim pun jadi ikut pena
, "Karena saya adalah suami dari pemil
uran saat Ibrahim mengatakan siapa dirinya. Tidak ingin percaya, tetapi ada ra
a ucapkan," kilah Alayya sekali lagi. Dia benar-benar tida
embali melangkahkan kakinya mendekati ranjang denga
di kota ini, bukan? Khairunissa Azalia Wahyudi adalah pendonor itu dan dia adalah is
ungkin," ucap
erpindah tempat." Ibrahim menjeda kalimatnya hanya untuk melihat reaksi yang ditunjukkan oleh Alayya. Wanita itu tentu saja hanya bisa terpaku mendengar penjelasannya. Tanpa ingin berlama-lama, Ibrahim pun kembali melanjutkan bicaranya. "Saya nggak nyangka sama sekali kalau jantung istri saya ada dalam
layya menurutinya, tetapi dia salah saat Alayya justru beruca
pan berhidung mancung itu bukan orang yang bisa kasar pada perempuan. Maka satu kalimat yang dia ucapkan kali ini, dia yakin pasti akan
kehilangan kemampuannya berdenyut. Ancaman Ibrahim tidak bisa dia abaikan kare
kan ikut Anda," ujar Alayya pada akhirnya
Dengan tubuh tetap dibalut selimut, Alayya menuju toi
li menghadapi Hardiawan. Dia meminta ajudannya melepaskan p
. Dia masih ingin hidup dan alasan Ibrahim memaksa men
ar-benar meninggalkan kamar itu. "Kalau kurang sebutkan saja berapa yang Anda mau," lanjutnya sambil mengulurkan satu lem
agi pula saya tahu alasan kuat Anda menginginkan Ayya. Lupakan aja. Say
*
an Alayya adalah milik Ibrahim. Rumah inilah yang akan jadi tempat tinggal barunya
besar sekali Tuan?" pekik Alayya setela
tanpa berniat menanggapi p
kesal, tetapi langkah kakinya teta
tu terbuka. Ada seorang wanita paruh baya dengan
ikum," sapa I
itu sembari bergerak ke sisi kanan u
udah berada di dalam rumah. Semua perabotan mewah dan dia yakin sangat mahal harganya itu benar-benar membuat Alayya tertegun di te
m?" tanya wanita itu sem
ayah saya yang sudah merawat saya sejak kecil." Ibrahim memperkenalkan wanita itu pada Alayya, tetapi karena tidak ada tanggapan, Ibrah
entak Ibrahim yang mana mem
gan isi rumah Anda sampai saya tidak me
eraih tangan Alayya unt
bisa memanggilnya Tante Tika. Dia
mudah itu menyambut uluran tangannya. Mustika justru memilih memindai Alayya dari ujung kepala hingga ujung kaki, hing
mbung