Wanita Malam Kesayangan Tuan Muda
anita itu. Pelan, yang mana membuat bulu kuduk si wanita meremang seketika. Sama halnya dengan si pria, wanita cantik berkulit putih itu pun menebar senyum yang menggo
il Ayya itu. Embusan napas hangat yang menerpa wajahnya seketika membuat sekujur tubuh sang wanita membek
ri tadi menggodanya itu, ketukan pintu kamar menginterupsi gerakannya. Mencoba abai, dia teruskan apa yang sempat dia hentikan. Namu
senanganku seperti itu!" umpatnya kesal se
ringsut bangkit dari rebahnya. Tubuh atasnya yang menyisakan pakaian d
aku ke sini bersamamu," ujar pria bertubuh tinggi dan tegap
karang!" Mendengar seruan dari luar kamar, Alayya membesuan." Bibirnya pun bergetar
a kalau Anda tidak ingin saya buat malu!" Kali ini
kira, Hardiawan segera menuju pintu kamar hotel tempatnya menginap. Dia ingin t
orang. Mereka semua memakai jas hitam, tetapi ada satu yang mencolok di antara gerombolan kecil itu. Dia adalah pria yang berdiri paling depan dengan jas slim fit yang m
mu denganku!" tanya Hardia
wanita yang ada bersama Anda di dalam." Tegas, luga
an dada yang tidak tertutup sehelai benang pun lalu
untuk melayaniku malam ini, kalau kamu mau, tun
a itu mengatainya pria bodoh. Kedua tangan kanan yang sedari tadi a
jangan sampai melukainya," titahnya kepada kelima
iawan yang berdiri di ambang pintu, kelima ajudan itu masuk ke kamar President suits
rhenti!," cegahnya, tetapi tidak
ah memaksa Alayya turun dari ranjangnya. Wanita itu tidak terlihat taku
ya dengan seluruh tenaganya. Tubuhnya yang hanya berbalut pakaian dalam berwarna hitam sempat menggoda iman keli
a kami, Nona. Jangan membantah maka Anda akan
i orang yang nggak saya kenal." Alayya melengos, k
Ajudan itu bicara lagi, dia bahkan sudah berani menyentuh tang
aragghh ...." Satu pukulan berhasil mendarat di ulu hati Hardiawan ya
bih kurang ajar dari ini!" desis ajudan berkulit hitam itu set
iawan dengan berteriak frustasi. Dia tidak bisa berge
ma pengusaha terkaya di negara ini, itulah saya. Dan malam ini saya akan membawa pergi
yang sedang meringis kesakitan. Pria muda itu ternyata bukan orang sembarangan. Dia tahu benar sepak terjang perusahaan yang pria i
sebulan terakhir ini menurut pada pria yang Alayya akui jauh lebih tampan
uduk di tepi ranjang dan kembali menarik selimut untuk menutupi t
gah membungkukkan tubuhnya, Ibrahim berkata dengan sangat jelas dan tegas tepat di depan wajah Alayya
at Alayya terperangah u
ambu