Cinta di Condominium
kaum hawa. Di ujung deretan, seorang ibu paruh baya bersuara lantang dan nyaring menjadi pusat
yang lain tidak mau peduli dan merasa risih dengan keriuhan yang keluar dari bibi
ambutnya seolah mereka kenalan lama. Gadis itu tertegun, lalu tersenyum tanda hormat, tidak mengerti apa
dipersilakan duduk setelah meng
ias dengannya tadi mulai mengikuti jalannya acara dan tidak memedulikan s
mati acara di panggung, mengagumi keindahan karya yang d
Si ibu membalas dengan anggukan pelan. Ia merapika
ema yang sama dengan tahun lalu. Namun, pengarang konsep dan pengarah festival ta
mpil di publik meski pengagumnya mengelu-elukan namanya. Hanya asistennya ya
ngira-ngira biaya yang dihabiskan untuk festival tahu
n receh. Ia menghibur orang di sekitarnya, meski mere
mpingnya itu. Menghargai bantuannya akan bangk
etan paling atas dari bangku utama. Tak puas menonton, memang. Ta
ntusias sudah tidak mau mendengarnya. Penampilan atas panggung lebih menarik pe
an festival hari ini terinspirasi dari cint
rsenyum simpul menghormati si ibu. Ia berpikir, pihak media saj
dia? Eh, nanti kalau ketemu jangan lepaskan dia. Ibu senang kalau kamu yang gantiin cinta pertamanya," celoteh si ibu dibalas d
is itu menyadari seseorang di arah paling belakang bangku memanggil seseoran
. Mungkin suaminya, pikir gadis i
t si ibu bangun dari tempat duduknya. Langkah kaki mengikuti si
nuh energik ini memang tiada dua. Gadis itu membetulkan letak gagang kacama
dengan seksama wajah suami si ibu. Tangannya masih
ia keburu diajak melangkah lagi, keluar
mereka bertiga melangkah keluar area parkiran dan terus berjalan menuju arah Gerald Resto & Cafe, satu
ya pada 'suami'nya. 'Suami'nya mendengar dengan pe
masih digenggam ibu dengan erat. Ia segan untuk menyela dan
ebelahnya ada seseorang dan tangannya tidak lepas darinya. Si ibu t
ngan anggun. Ia merasa bersalah. 'Suami'nya menegur
i itu bukan pria paruh baya atau pria tua. Pria itu berusia 25 atah 26 dengan wajah putih bersih, paruh burung bertengg
terbelalak. Bukankah ia Deluxe Dion? Foto
annya adalah art conceptor idolanya. Mata g
senyum centil dan berpaling ke arah 'suami'nya yang berwajah
gan mengangkat kedua alis, tanda tanya apa maksud senyuman ser
dan kapan saja. Syukurlah, ibunya punya teman. Ia kira ibunya bakal s
eksklusif yang ia beli seharga 250 dolar itu. Bermaksud memin
icik. Meraih tangan gadis itu dan merangkul tangan anaknya berjal
embari menggelengkan kepala pelan melihat tingkah ibunya. Makin har
ma ibu paruh baya baik hati nan ekstra ekstrovert itu. Ia mengenal pria