Rahasia Gelap Kekasihku
n gadis itu. Hampir setiap malam ia rajin mengunjungi bar langganannya atau tempat-tem
itu seakan-akan adalah hantu yang datang dan pergi sesuka hati. Ia sempat berdoa dalam hati
a. Semua orang yang mengenal Arsen terkejut dan heran dengan penampilannya yang ber
kau malah mendekam di apartemenmu dengan kondisi yang menyedihkan," ucap Leo begitu men
" tanya Arsen tanpa mempeduli
yang paling hebat sekalipun. Sudah kubilang dia itu misterius, Sobat. Leb
n kepalanya. "Aku tak akan
a pada pandangan pertama, Sobat. Yang kau rasakan hanyalah nafsu karena kecantikan wajah dan keindaha
belum pernah dilihatnya Arsen begitu kacau dan menyedihkan hanya ka
lagi. Sekarang ayo kita keluar mencari hiburan. Terserah kau mau kemana,
osiku dengan suasana hati seperti ini. Lain
dengan Arsen kalau tak ingin menjadi sasaran kemarahan sahabatnya
lama dua hari terakhir. Ia melihat sosok gadis yang menyebabkan sahabatnya begitu kacau itu tengah merebahkan
angan yang terulur ke arahnya membuatnya mendengus. Setelah bertahun-tahun berlalu, pr
a yang diberikan oleh Leo, tanpa sekalipun m
u apa yang sudah kau lakukan padanya hingg
ang tempat, lalu bangkit dari kursi. Langkah kakinya yang anggun
ondisi Arsen, Rose. Kau jang
sambil mengeringkan wajahnya dengan handuk, lalu mengamati wajah itu di pa
os
dak mau sahabat seksimu itu berlari ketak
dengan santainya melewatinya dan mer
amati apa yang akan kulakukan.
denganmu. Bagaimana bisa dia mau mel
endengarnya. Tanpa tahu bahwa di balik kemerduan itu, ada sisi rubah beti
ah alis terangkat dan senyum yang tak lepas dari bibirny
perti gadis-gadis centil pencari perhatian pria yang lemah dan hanya bisa menjerit jika ada yang
emua kesuksesan atas misinya dan Brad dengan otak jeniusnya, juga
*
ja keluar dari gedung College of Urban and Public Affairs di Portland State Universi
iminal Justice. Tidak, yang benar bukan dia yang memilih jurusan itu atas kemauannya sendiri. Tiba-tiba saja ia suda
lah satu restoran bintang lima setelah lulus nanti. Namun begitu ia membuka mata, tiba-tiba semuanya terasa asing di telinganya. Bahk
palagi gedung-gedung di sekitarnya kesemuanya memiliki bentuk yang
bertuliskan Portland State Bookstore. Banyak sepeda yang terparkir di sisi gedung
dan berhenti di sana. Para mahasiswa yang tadinya duduk-duduk di undakan tangga da
untuk mendekati Memorial Clock Tower yang letaknya cukup jauh dari rel. Ia teringat dengan cafe kesukaan Josh
p keras karena ia tidak fokus melihat jalan. Ia langsung berhenti untuk memi
yang ditabraknya adalah seorang pria berkulit putih dengan rambut berwarna hitam,
hat dingin dan menusuk. Namun anehnya, saat mata itu bertemu dengan mata coklat miliknya, tak ada lagi tatapan ding
kerinduan. "Kemana saja kau selama ini? Aku sudah me
matanya, bingung den
re setelah sadar dari keheranannya. Ia bahkan tidak mengenal pria di hadapannya ini, n
ang masih kebingungan di posisinya. Suara perutnya yang semakin kelaparan menya
ng heboh saat melihat kalian seperti ingin berkelahi," tanya Josh saat C
seperti dia?" jawab Claire tak acuh lalu menikmati Chicken Bento di piringnya. "Ngomong-ngomong,
nya tahu saja karena dia sering dibicarakan oleh para gadis. Kalau menurutku sih, dia terken
suka membicarakan orang lain. Aku sudah pusing kuliah soal kriminal dan hukum-hukumnya s
Kau nanti ada acara?"
nti aku harus bekerja?"
ik Juan Forbes. Kau tak perlu lagi bersusah payah bekerja sebagai pelayan re
ang akan menghidupiku selain diriku sendiri? Lagipula aku menikmati pekerjaan itu." Cla
orang tua Claire sudah meninggal, sedangkan ia masih sangat penasa
nya mengenai masalah pribadi, kecuali asal
tu luang, segera hubungi aku," kata Josh sambil
pria di hadapannya. Di otaknya kini justru terbayang wajah pria be
menarik,"