Rahasia Gelap Kekasihku
kaian serba hitam yang melekat di tubuhnya merasa terganggu. Ia melangkah layaknya model Vic
i oleh beberapa pengunjung salah satu klub malam di Portland. Ia memesan cocktail dengan waj
bartender berambut coklat sambi
Dengan santai ia menyesap sedikit minuman itu. Jemari kirinya mengetuk-nge
a wanita terdengar berisik mendekatinya. Ia kembali tersenyum miring, ter
hat seperti Queen Bee di sekolah SMA, menatapnya dengan sinis. "Jal*ng sepertimu benar-benar tuli, h
iapa tahu otaknya yang geser karena pukulanmu tadi bisa kembali ke tempatnya semula," sahut teman Mela
idak ada di sana. Hal itu membuat Melanie geram bukan main. Dengan kasar
di siang, hah? Kalau bukan karena Albert, kau pasti sudah mati!" teriak M
n sebelah alisnya, lalu
on gadis itu. Tak menyangka sikapnya berubah total dan sangat jauh be
t tenaga. "Dasar pel*cur! Rasakan ini! Kau tidak akan mampu untuk men
Melanie ditangkap dan dicengkeram dengan sangat kuat, hingga gadis itu berteriak kesakitan. Tak a
sampah sepertimu, gadis bodoh." Tangannya semakin kuat mencengker
ng hanya karena didekati oleh Albert, kekasih Melanie, bisa mematahkan pergelangan tangan Melanie dengan begitu
ang mendengar mereka. "Laporkan aku ke polisi jika kau berani. Tapi kau tidak akan pernah bisa b
yang tak pernah ia ceritakan pada teman-teman satu gengnya, karena ia tidak ingin mereka menjauhinya. Selam
ntuk berpura-pura tidak mengenalku ketika di kampus, kan? Aku sangat mengerikan ketik
ujung rambut palsunya dengan centil. "Senang sekali bisa bertemu denganmu di
u mendengar gaya bicara Rose yang tiba-tiba berubah lagi. Mulutnya membuka dan menutup, matanya melotot
lan
tawa geli sambil mendekati Melanie yang berdiri seperti patung. Sebelah tangtidur bukanlah tempat yang strategis untuk menyembunyikan kokain, bukan? Bilang pada adikmu untuk
tu meneguk ludah dengan susah payah,
n senyum miring. "Enyahlah dari hadap
nnya yang masih kebingungan. Beberapa orang yang tadi sempat memperhatikan mereka, kini
uk menyesap minumannya. Bartender yang sejak tadi memper
n membereskan kekacauan
nya tak acuh. "Kau pa
an?" tanya Brad sambil mengamati sekelil
a hari ini," jawabnya sambil men
a teman-temannya," gumam Brad
usan berada di posisi ini. Tapi ia terpaksa harus melaku
g-senang tanpa adanya ga
et," kata Brad lagi tanpa
li lagi. "Aku benci kekerasan, k
palsunya sebelum berdiri. Gadis itu melangkah dengan senyum menggoda dan lirikan m
mencuci tangannya di westafel. Bunyi pintu yang ditutup membuat
nar. "Tak kusangka kau berada di tempat
ekap di depan dada. "Usaha yang bagu
n alisnya tak menge
ati Albert dengan perlahan, sengaja ingin menggoda pria i
an yang dikenakan oleh gadis itu. Dengan cepat Albert berbali
n mend
pa kau ketakutan, Albert? Bukankah terlalu berlebihan jik
semakin gemetaran. "Kubilang jangan
elama sekian detik. Begitu membuka mata, tak ada lagi sorot centil dan meng
kau.
t membenci siapapun yang menyentuh kulitk
ing. Dengan refleks pria itu mengusap t
ngai dengan pisau kecil di tangannya. "Dan aku sangat menyukai darah. Aku s
in yang bisa jatuh kapan saja dari dahan pohon. Kedua mata bi
au kerasukan! Menjauhl
as dan seringai menakutkan, membuat Albert me
membenci pela
ti! Ber
O