DEVIAN
angat engan untuk dia terbangun. Maudy sege
To
at Maudy memutar bola mata malas. "Masih mandi
ra dari luar, dia memejamkan matanya membiar
tap bertahan entah sampai kapan mereka
ris. Maudy mengusap kasar air matanya, dia
era berganti, dan mulai membersihk
layaknya keluarga harmonis tidak dengan dirinya
ra dari papanya, mungkin di antara merek
an belum selesai bersih-bersihnya nanti Maudy telat ka
melanjutkan acara makannya. Secepat mungkin Mau
i mereka, hanya Bagas yang menerima uluran tanga
berangkat yaudah berangkat aja lagian nggak
pergi namun sebelumnya dia sempat b
nunggu hari itu tiba!" Maudy tersenyum t
*
asnya, mengulas senyum untuk men
olan anak laki-laki di depan kelasnya
nya. Mendorong bahu lekaki itu kasar, yang
a-apa sama lo, tapi lo setiap kali ketemu gue bawaannya se
reka semua. "Lo sendiri, nggak bosen gangguin g
eka semua tertawa terbahak se
ih dia tahan keinginannya untuk
dua gadis yang tengah melambai ke arahn
tanya Valen, sembari
asuk!" ucap Maudy, semba
tawa kecil, dia berbalik menatap satu persatu
ah tersenyum manis ke arahnya. "Mantan,
e!" balas Angga santai, lelaki tengil it
ke
tentu saja tak percaya. Berbulan-bulan Angga mengejar untuk
ekara
n!" sahut
ngguk cepat segera menghampiri De
o!" sen
ian menata
bisa balikan sama my baby Valen!" ucapnya memo
jah Angga. Sedangkan satu teman Maudy lagi
Belum kerjain pr tadi!
bernama Kevin, dia tersenyum mengusap
n kedua orang itu masuk begitu saja lalu me
gadis itu merasa tak enak
ian garang. "Gak usah buat gue main ka
ng kasar, enak aja
atau enggak!" Valen men
narik-narik seragam Devian layakn
lah! bantuin gue balikan ke
r dia sama gue." Tu
audy juga harus masuk. Lagian lo siap
ucap Devian sombong. Sembari
, Gar!"
dia itu BEBAN KELUARGA. Haha!" Mere
atap lekat ke arah Maudy yang sud
aratnya gampang. Lo tin
car lo, kalau lo bisa nggak ber
ara mereka, tangannya terulur me
, karena sampai kapan pun gue gak ak
r gue. Nggak ada yang nggak mungkin di dunia i
a cewek tolol aja yang mau sama lo, minggir!" Maudy mendoron
len membuat gadis itu menatapnya
pa
an?" tanya Angga den
o!" cetusnya lalu m
a
n nasib Angga, membuat l
a lo perjuangin, cari
dia, dan gue bakal perjuangin sampai
iap hari ngajakin jalan cewek lain. Lawak l
kan pelamp
lampiasan!" Ucapan Angga terpotong kala
-engga
l
a pu
is itu pergi begitu saja, meninggalkan ta
, gob