My Destiny (Pewaris untuk Sang Kaisar)
apa kau
berhenti bergerak. Mendengar Selir Meifen berbicara begitu kasar padanya seolah ia adalah pelaya
tak suka. Sembari tersenyum ia menjawab, "Tidak menyangka bertemu Kakak di sini, Adik ada di
uh hidupnya tinggal di istana dan ia tahu Selir Meifen ini sangat senang membuat masalah dengan penghuni Istana Timur lain. Bahkan ia pernah ter
sim dingin sendirian, kau tentu membutuhkan pa
mbali tersenyum. Ekspresinya tetap setenang biasa
l dirinya saja sudah sangat marah saat ini. Selir Meifen telah menghina junjungannya secara terang-terangan di depan para pelayan yang der
ara justru memilih untuk memutus pembicaraan mereka sampai di sana. Mungkin hal itu akan membuatnya terlihat seperti pengecut, tapi bagi
, Xiara menunduk memberi salam perpisaha
lum kembali ke kediamanku," ucap Xiara setelah
Mingx
*
at ini. Taman luas yang berada langsung di bawah paviliun ut
ar ia tersenyum saat membayangkan bagaimana indahnya tempat ini saat musim semi nanti. Saat bunga-bunga plum itu be
an indah nan megah yang berdiri kokoh di atas sana. Tempat d
ya, Xiara berubah waspada. Saat ini dirinya hanya seorang diri karena ia meminta Dayan
a di
ada ja
kuning lembut yang ia kenakan saat bergeseran dengan daun-daun yang berguguran m
di balik pohon, juga di sekitarnya, tapi ti
erteriak dan hanya membuka mulut sedikit. Pria dengan rahang tinggi dan wajah tegas yang terkesan dingin itu hanya berjarak kurang
hi pria itu. Ia mengamati pria itu baik-baik. Meski terliha
lakukan di sini
a itu. Setelah berhasil menormalkan ekspresinya, ia menjaw
ak mengenakan pakaian prajurit dan dari postur tubuhnya ia sama sekali tidak terlihat seperti seorang
at berpikir sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Saya hanya menca
ara membentuk kerutan samar. Ia kemba
iara kebingungan. Ia bertanya-tanya bagian mana dari pertanyaannya yang salah samp
ra mengernyit tak nyaman saat salah satu daun jatuh dan tersangkut di rambu
k sesaat Xiara terpaku menatap pemiliknya. Ada perasaan asing dalam diriny
itu. Ia melirik ke tangan kekar yang masih sibuk melepaskan dau
pria itu ke hadapannya. Dengan hati-hati ia lalu me
lihat bercak merah di tangan pria itu. Ia pasti tidak akan tahu
ka seperti ini." Xiara menatap tak percaya
rluka." Pria itu menjawab sambil tersenyum melih
ya. Xiara tahu perbuatannya ini salah. Selain melanggar tata kesopanan ia juga telah menunjukkan
gan pria itu sampai semua lukanya tertutup. Ia lalu men
ngan darinya. Membuat jantung Xiara berpacu lebih cepat. Alih-alih merasa tidak nyaman ditatap b
harus
a itu tiba-tiba menarik tangannya dan membu
ari gaun dan perhiasan yang Nona kenakan, sepertinya
a di depannya lengah, membuat ta
embiarkannya begitu saja. Ia sudah bersikap bodoh dengan tetap bersama pria ini dan tidak segera pergi saat melihatnya tadi. Xiara sadar ia tida
k menjaga sikap." Xiara menjelaskan dengan senyum tipis. Bagaimanapun ia tidak
terjadi karena Tuan belum mengenal saya. Tapi d
atap Xiara yang hanya setinggi bahunya dan mengatakan, "Maafkan kelancan
pa pun dengan laki-laki lain, bahkan meski itu hanya hubungan saling mengenal. Jadi akan lebih baik ji
*
engambil teh hangat dan beberapa camilan untuk Xiara, tapi kabar yang
gxin
nnya dari kolam buatan yang permukaannya dipenuhi dedau
a, Lao
na Yang. Yang Mulia Kaisar su
a kabar seperti itu, kenapa Day
g dalam perjala