Beetwen love and hate
ahnya yang masih di rawat. Ketika Andi ingin mengantar Hendra menolak.
selnya dari dashboard. Namun dari arah berlawanan terlihat truk muatan sembako tengah oleng. H
r mengema di
alik dan terpental sejauh liScopy itu. Orang- orang berlari ke arah mobil yang terbalik itu. ada kepulan asap keluar dari mobil i
darkan diri. Ada darah di pel
g mengerti
a panik, apalagi tubuh Hendra terjepit di antara setir
rucap dari bibir k
Akhirnya dengan perjuangan tubuh Hendra berhasil di keluark
ndra masuk ke ambulan. Nita mengendarai scopynya mengikuti amb
pengemudi truk tadi. Ada beberapa orang yang sengaja merekam k
motornya. Lalu berlari kecil masuk ke Ru
Jarinya mengengam erat dompet warna coklat itu. Rasa penasarannya mengeliti
Lahir 2 Juli 1990. Status: belum
tapi bukannya identitas ini nanti akan di tanyakan dokter? Kepalanya ce
at cantik men
a mba keluarga kor
nya wajah cantik seperti suster yang ada di hadapanya kini. Dulu punya wajah cantik, tapi
ak Nita yang tengah melamun. Ia
orban, tapi aku bawa ini." Nita menunjukan dompet warna
enerima dari
um ada anggota keluarga korba
ik M
panjang. Suster itu balik badan dan kembali
Sejauh mata memandang Rumah sakit ini bersih. Nita menarik napas pelan, ia sudah lama hi
a Hendra agar bisa pulang secepatnya. Takut orang tua mencari keberad
dokter paruh baya keluar dari ruangan UGD. Namun Dokter itu pergi be
n tergesa-gesa. Wajahnya di liputi kecemasan.
kecelakaan yang di rawat d
anyaan pada suster, ketakutan telah mendera lel
ga Tuan Mahendra Basti
istennya
engeluarkan kartu ti
ki-laki berjas hitam itu mengh
a Tuan Hendra ke
ih membawa Bosnya ke Rumah Sakit. Namun ada ganjala
gan menatap wajah Andi, walau memakai masker Tapi berha
Tuan Hendra, Boleh aku
punya apa-apa." Nita binggung d
ar jawaban Nita. Ingin sekali meliha
ma kamu
ita Wul
angan dan di sambu
apa ya Tuan?" N
ut Andi meminta organ dalam tubuh diri untuk
enyum melihat kecem
at di tanggung sendiri. Kedua bosnya, sama- sama di rawat di Rumah sakit. Aya
ening Nita berkerut melihat Andi ten
i RS tapi tak ada yang menjaga. Apalagi
Hening, tak ada suara yang kel
susahan hati Nita ter
ang bisa aku
i tak lama kemudian dokte
ari Tuan Mahendra
di mengacungkan t
ruangan
ita hanya bisa bengong melihat me
i koma. Dokter terpaksa mengabarkan itu walau berat. Mendadak mendung menyelimuti wajah Andi. Namun har
at Andi meminta ijin Dok
eh menemui Bos s
," jawab
nya campur aduk, takut kehilangan melanda jiwa Andi
Namun Hati terasa kosong. Sampai di depan pintu, Tangannya menarik handle, dengan pelan ia membukanya. Terlihat Hendra sedang terbaring dengan selang menempel di hidungnya. Kepala dan
p meminta Nita unt
sam