Beetwen love and hate
ulang. Luna sangat hapal itu nomer plat mobil yang terbalik itu. Dengan tergesa-gesa Luna meraih ta
i. Tanpa permisi mendorong tubuh Nita, ia terhuyung ke samping. Untungnya kaki kirinya bisa menaha
eraninya duduk di samping H
g ko mendorong pundak saya?" Ni
layangkan tangan ke arah pipiny
ia mengaku sebag
n ini!" jari telunju
nya Nita melot
di depannya ini. Walau dirinya beda jauh dengannya. Tak ingin yakin gadis itu pacarnya
au
adis di depannya melawan terus, ia menarik ram
mar ini!" usir Luna
rambutnya dan mengikatnya ke belakang. Apa iya dia pacar Tuan Hendra. 'Cantik sih tapi som
. Dari pada bengong mending
Mba Nita?"
nya. Spontan Nita menoleh. Dan tersenyum dari bal
h ada orang yang menunggui Tuan
p lurus ke
eorang yang di da
ermisi meninggalkan An
ekitarnya menghilang, hingga sulit sekali rasanya bernapas. Tangannya membuka handle p
samping Hendra. Tak pantas Luna ada di
pernah datang ke sini l
aga Hendra, And
diri. tak ter
eran dengan perilaku wa
buka semua kedokmu di depa
ngkah. Menatap datar ke arah Andi. Apa Andi tau aku telah berselingkuh? tanya Luna dalam hati. Mendadak wajah Luna pa
esit ingin ke kantin. Sikap Andi membuat tengorokanya terasa
, melihat Nita berdiri
nya. ke belakang hingga membuatn
a sambil memegangi rambutny
i sini hehh! kegatelan ya pasti i
lotot, wajah memerah menahan cem
Menatap nyalang ke arah Luna. Walau dia pacar Hen
ah Tuan Andi. Anda tak berhak melarangku tau!" Nita teri
keributan di sini." penjual sot
deh, Pak! dia itu p
kalau Nita itu
lang pelakor, Ni
n Hendra!" bantah Luna. Ia sangat takut or
hon
ta. Kecemburuannya sama Nit
ngan buat kerib
iri membela Nita. Melihat seorang Ibu membela Nita. Nya
asa kasihan dengan Nita. Ibu itu merasa kalau Nita adalah gadis b
o bareng Ibu, biar
etak. Wajahnya mendadak memerah. Sanga
tempat meja duduk mereka. Lalu mendudukan tubuh Nita. Ada suaminya juga di sana, lelaki paruh ba
di tutupi kalau makan bersama ini? Nita mend
a di isi. Namun Nita hanya bisa memandangi soto itu sendu. Dalam hati berangan, kalau
perintah wanita paruh baya itu lembut. Mendengar kata itu, Nita semak
enangis. Ibu itu kemudian ban
nanti keburu dingin. Jangan pikirkan ucapan gadis s
impa kayu tiang rumah yang k
rasa prihatin de
tiba-tiba wanita paruh baya itu mengusap tangan
ku harus buka m
sam