Sekretaris kesayangan CEO
iap
dia pikirkan, kekasihnya sendiri. Wanita itu kemudian mengerjap lalu detik berikutny
h aku seperti
ama, Yasmin merasa senang akhirnya bisa menemukan waktu yang tepat untuk berbicara dengan Haris tentang beberapa hal yang
sebenarnya ada yang i
s Ha
n Rahma? Yang saat ini sedang berjalan cepat menghampiri Haris. Tak hanya itu,
u cepat dan meninggalkanku?"
ini?" batin Yasmin merasa
adi tepat di hadapannya. Bahkan beberapa kalimat yang ingin dia uca
aan itu dan hanya menyimpannya dalam pikirannya, sampai pada akhirnya
ng berhasil menjebaknya. Dia menghembuskan napas dengan kasar
." Rahma perlahan melepaskan rangk
, Pak?" tanya Yasmin tiba-tiba dan lagi-l
mengatakan, "Tidak, saya hanya ing
sraannya dengan wanita lain meski dia sendiripun ingin sekali menolak keberadaan Rahma, karena dia sanga
berusaha mengendalikan diri. Wanita itu terus menarik napas panja
s sekali ra
ar dari ruangan itu menyusuri lorong sampai dia tiba kamar kecil. Wanita berambut pirang itu diam-diam memandangi diriny
us pada pekerjaanku, dan aku tidak bisa kalau harus te
Rahma pun otomatis menjadi penghalang bagi keduanya untuk bertemu. Apalagi
ngan tatapan sedih dan pikiran kalut. Dia tidak tahu harus berbu
rus merelakanmu demi wanita lain
a sangat sakit dan menusuk tepat di hatinya. Perasa
inggalnya. Saat itu, langkahnya berhenti ketika seorang pria tampan dengan garis al
i. Hingga detik berikutnya wanita itu menggelengkan kepalanya
a. Aku terlalu memikir
i dengan pesonanya. Dia tidak tahu apakah itu nyata atau hanya
nya kamu pulang, sampai kapan kamu mau lembur terus
idak segera menjawab, dia mas
kasih yang dirindukannya selama beberapa hari ini. Dia san
dip dengan cepat mencoba membangunkan pi
i sini? Apakah ada sesuatu yang men
n kalau sudah di luar jam kantor," b
dalikan diri dan berkata, "Jadi ... a
helaan nafas yang kasar, dia menjawab, "Aku sengaja menunggu berjam-jam disini karena aku san
iasa saja," kata Yasm
ak bisa melihatmu akhir-akhir ini karena Rahma, wanita itu sangat me
abaikanku selama beberapa hari dan sibuk denga
pikiran mereka yang saling bertentangan. Yasmin mengira Hari
ekasih, termasuk permintaan Handoko terkait hubungan mereka. Namun mulutnya se
, Pak. Sebaiknya anda segera pulang karena di sini semakin dingin," kata Yasmin se
membuatnya menjauh secara tidak langsung. Bahkan wanita it
ung
hendak pergi dari hadapannya. Haris bahkan sedikit menarik tangan
u juga tidak peduli dengan orang lain yang melihat kebersamaan kita. Aku b
up diri dan membalas tatapan pria yang sangat dia rindukan. Dari sana pula kedua mata wanita itu berb
amun apa yang harus Yasmin lakukan? Ya! Tentunya tak ada
dengan nada yang begitu pelan ia berkata, "Apa yang bisa