Suamiku Konglomerat Bangkrut
urnya, aku deg-degan untuk mengatakannya. Namun, kali i
tanya Bap
ami sudah membicarakannya dan aku me
rkejut. "Menikah? Kamu kan baru lulus kemarin,
serupa pada Jovan sebelumnya. "Aku tahu, Bu. Tapi aku sudah memikirka
. "Apa yang membuat kamu memutuskan untuk menikah
menggapai mimpi? Aku bukannya tidak peduli pada
a lain. Kami hanya tidak ingin membuang waktu dengan berpacaran yang tentunya tidak baik. Lalu,
ai mimpiku dengan lebih leluasa karena mempu
itu, butuh persiapan yang sangat matang, butuh mental yang kuat. Kamu dan Jovan baru setahun bersama, seberap
tuk menjadi seorang guru. Aku selama ini berjuang sendiri, aku lelah Ibu, Bapak. Keluarga Jovan itu kaya raya, jika menikah dengan dia, maka aku bisa mew
ungguh takut melihat Bapak yang sudah melotot. Ah, persetan denga
elama ini? Lagi pula kamu itu hanya akan menyesalinya jika sekarang kamu memutuskan untuk menikah deng
erti aku. "Bapak dan Ibu memang selalu seperti itu, a
n keras. Memangnya apa salahnya dengan menikah muda? Toh, hidup kami akan terjamin karena keluarga Wicaks
lelah hidup susah!" Aku menyembunyikan wajahku di dalam ba
manusia akan merasa menyesal jika hidupnya bahagia? Aku tidak akan menyesa
usanku yang gegabah waktu itu adalah pilihan yang tepat. Sekarang aku
Kami sudah setahun menikah dan Mas Jovan baru lulus kuliah
ku sudah berusaha!"
Setahun yang indah berlalu dengan singkat dan sekarang aku harus me
pak pun rasanya aku malu. Namun, sudah beberapa bulan berlalu setelah bangkrutnya kelua
sentakku membantah. Aku sudah kesal melihat tingkah Mas Jovan yang kelewat santai. Dia hanya men
ra gampang mencari pekerjaan? Kalo gampang kamu saj
erkata kasar kepadaku baik selama pacaran atau menikah. Namun
as? Terus tugas kamu sebagai suami ap
kekuasaan seperti sebelumnya. Keluarga Wicaksono sudah lepas tangan terhadap kehidupan
mu ini matre dan murahan! Aku tahu, sejak awal kamu menikah denganku hanya ingin mengincar harta keluarga
i mulut Jovan. Lekas setelah mengatakan itu Jovan pergi dari
h aku memutar waktu?" uc
ktu, menikah muda ternyata tidak seindah apa yang aku
rumah yang lebih kecil? Dengan keuangan yang sedang kritis dan kebutuhan hidup yang
Namun, Mas Jovan pun tidak bisa memenuhi semua kebutuhan dasar kami. Bukankan pilihan yang tep
idak ikut tersita karena sudah berganti nama. Kami masih mempunyai satu rumah,
ah tidak mau peduli dan tetap menjalani aktivitas sehari-hari dengan gay
n Jovan adalah karena keluarganya, lantas kini keluarganya
harus bagaimana? Haruskah aku mulai bekerja? Tapi, gaji guru memangnya cukup untuk kehidu